Intisari-online.com— Tidak melulu karena faktor pola makan tidak sehat, sakit maag pada anak bisa juga terjadi karena bakteri dan faktor stres yang menekan.
Hal ini dijelaskan oleh Dokter spesialis anak RS Bunda Jakarta dr. Y. Yafri Razak. SpA, bahwa sama seperti orang dewasa, faktor psikis juga sangat mempengaruhi kadar asam lambung pada anak-anak. Kalau anak-anak mengalami stres dan tekanan, saraf parasimpatis pada otak akan mempengaruhi produksi asam pada lambung.
Kondisi parasimpatis ini bisa dibilang sebagai faktor penyebab yang paling umum terjadi. Kebanyakan pasien Yafri mengalami kondisi ini saat diperiksa. Seorang pasiennya yang baru berusia sembilan tahun didiagnosis terkena infeksi lambung. Namun setelah dilakukan pengobatan, kondisinya belum pulih juga. Akhirnya pengobatan dilanjutkan hanya saja anak itu juga dirujuk untuk berkonsultasi dengan psikolog anak.
Setelah konsultasi, akhirnya ketahuan kalau si anak sangat tertekan dengan kondisi keluarganya yang berantakan. Ayah dan ibunya sering bertengkar di depannya. Itulah sebabnya faktor stres tidak bisa disepelekan untuk urusan asam lambung.
Kalau sudah sakit lambung, penyembuhan dapat dilakukan dengan terapi obat. Namun, alangkah bijaksananya jika kita melakukan pencegahan sebelum hal tersebut terjadi. Anak-anak sebaiknya dipantau makanannya. Hindari makanan pemicu gangguan lambung. Edukasi pula ia untuk mengetahui bahaya makanan yang tidak sehat. Sehingga mereka mampu memilih jajanan saat tidak bersama orangtua.
Faktor emosi juga penting dijaga. Bisa jadi anak sedang stres dengan tekanan pelajaran sekolah, sering dimarahi guru, kondisi keluarga yang tidak sehat, dan lingkungan pergaulan yang buruk. Karena anak-anak belum mengerti akan hal tersebut, peran orang tua sangat penting.
Jika kedua hal tersebut tidak dijaga, anak yang pernah mengalami sakit lambung dipastikan akan terus kambuh. Namun, jika pencegahan dilakukan sejak dini dan penanganannya pun tepat niscaya anak-anak akan tetap sehat tanpa sakit mag.