Intisari-online.com— Sekilas terlihat seperti tarian, ada pula gerakan pertarungan, ditambah gerakan akrobatik yang menawan. Alunan musik yang disebut Jogo tampaknya mengatur keluwesan tubuh. Ya, inilah capoeira.
Walau terlihat seperti gerakan-gerakan akrobatik, olahraga ini bukan saja soal pertunjukan lo. Beragam manfaat bisa didapat melalui olahraga yang biasanya diiringi musik ini. Mulai dari kesehatan, keseimbangan dan keluwesan tubuh, juga pertahanan diri.
Tingkatan dalam capoeira dibedakan menurut warna sabuk (corda). Bentuknya seperti dua tali yang menyimpul dan dikenakan di pinggang. Simpulan tali dibiarkan menggantung di sisi paha kiri.
“Untuk capoeirista pemula, corda yang digunakan berwarna putih-putih. Level selanjutnya corda putih-kuning, corda kuning-kuning, corda putih-oranye, dan corda merah-biru,” jelas Ahmad Aswarji, pelatih Capoeira di Plaza Mandiri Jakarta Pusat.
Setelah murid tersebut lulus, ia akan naik ke level graduado dengan corda biru-biru, dilanjutkan dengan instructor dengan corda hijau-hijau, level professor corda ungu-ungu, corda cokelat-cokelat untuk level formado dan level formado/mestre dengan corda hitam-hitam. Capoeirista yang sudah berada di level graduado, diperkenankan untuk membuka kelas dan menjadi pelatih.
Syarat kenaikan level bukan cuma soal gerakan bela diri dan pertarungan. Tapi harus komplet yakni mempelajari dan menguasai bela diri, musik, nyanyian, dan tarian sesuai tingkatannya. Bahkan mestre-mestre dalam Capoeira menegaskan, gerakan bela diri dan akrobatik bukan yang utama dari capoeira.
Musik dan tari juga merupakan nyawa olahraga ini. Dalam latihan, biasanya yang memainkan alat musik adalah para mestre atau setidaknya capoierista dengan level paling tinggi di grup tersebut.
Dalam capoeira ada satu permainan yang melibatkan seluruh anggota capoeira, namanya roda (dibaca: hoda). Peserta akan akan membentuk formasi lingkaran, setelah itu satu persatu peserta akan meminta izin kepada pemain musik untuk maju ke tengah lingkaran dan beraksi. Sedangkan peserta lainnya yang menunggu giliran bertarung akan bernyanyi dan bertepuk tangan mengikuti irama musik.
Salah satu komunitas capoeira di Indonesia adalah Grupo Capoeira Brasil Indonesia (GCBI) Mestre Itabora yang berdiri di tahun 2003. Komunitas ini merupakan grup capoeira yang dibimbing Mestre Itabora, seorang master capoeira asal San Fransisco sejak tahun 2006.
Kemudian pada 2014 mereka resmi berada di bawah naungan Grupo Capoeira Brasil Internasional, yang berpusat di Brasil. GCBI juga dibentuk di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Jakarta, Bandung, Lampung, Padang, Bali, Depok, dan Bekasi.
Di GCBI, anggota dapat mengikuti tiga kelas penting dalam berlatih capoeira. Yakni kelas biasa, kelas culture, dan kelas roda. Biasanya setiap bulannya mereka juga mengumpulkan iuran Rp200ribu untuk mendukung berbagai kegiatan yang sering mereka lakukan. Seperti kegiatan pelantikan (batizado), kenaikan level, penampilan khusus untuk pengumpulan dana sosial, dan kegiatan kebersamaan lainnya. Salam capoeira!