Intisari-Online.com - Pengguna media sosial di Australia beramai-ramai memasang tanda paga #boicottbali sebagai reaksi atas hukuman mati sindikat narkoba Bali Nine. Menanggapi kasak-kusuk #boicottbali muncul di medsos Australia tersebut, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, dengan tenang menjawab, “Saya tak percaya seruan boikot Bali.”
Seperti yang ramai dibicarakan, tagar #boicottbali muncul sebagai reaksi (sebagian) masyarakat lantaran ada dua warganya yang hendak dihukum mati oleh Pemerintah Indonesia. Tagar tersebut merupakan bentuk dukungan warga yang mendukung pandangan Pemerintah Australia untuk memboikot pariwisata Indonesia yang ramai sejak Senin (16/2) pagi.
Meski tampak geram dan lantas meluapkannya dengan teriakan boikot Bali, ternyata tidak semua warga Austrlia sepakat dengan aksi tersebut. Guy Mosel, misalnya. Melalui aku Twitter @guymosel, ia menulis, “Tagar #boicottbali dimulai oleh mereka yang tidak pernah ke Bali karena mereka kampungan.”
“Mengapa dua orang kriminal begitu pentingnya bagi Australia? Apakah Australia tidak mempunyai orang yang lebih pantas untuk dibela?” tulis Halim Englen melalui akunnya @zenintechs, bertanya-tanya.
Kembali ke tanggapan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, ia mengaku tidak percaya dengan ancaman boikot tersebut. Dalam sebuah dialog dengan Kompas TV, Pastika mengatakan bahwa itu hanya wacana. Ia tidak percaya itu. “Kita masing-masing negeri punya kedaulatan, punya martabat, punya harga diri,” tegas Pastika.
Terlepas dari itu, Pak Gubernur juga mengimbau agar masyarakat Bali tenang dan tak terprovokasi dengan ancaman boikot tersebut. Ia dengan haqqulyaqin menyebut ancama #boicottbali yang muncul di Australia tersebut tak berpengaruh besar terhadap sektor pariwisata di Bali.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR