Intisari-Online.com - Sebuah gambar bertuliskan “DI TANAH KAMI NYAWA TAK SEMAHAL TAMBANG. SALIM KANCIL DIBUNUH” banyak beredar di dunia maya Indonesia, khususnya media sosial.
Salim Kancil adalah seorang aktivis lingkungan hidup yang menolak tambang pasir di desa lumajang. Salim tewas setelah dikeroyok oleh lebih dari 40 orang. Sementara rekannya Tosan, kini masih dalam perawatan intensif karena mengalami luka berat.
Bagaimana peristiwa itu dapat terjadi? Kronologi kematian Salim Kancil yang menolak tambang pasir di Lumajang versi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) yang dikutip dari laman Facebook Walhi berikut ini mungkin dapat sedikit menjelaskan.
“Awal terjadinya penolakan Aktivitas Penambangan Pasir masyarakat Desa Selok Awar – Awar sekitar bulan Januari 2015. Bentuk penolakan masyarakat berupa pernyataan sikap FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT PEDULI DESA SELOK AWAR – AWAR KECAMATAN PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG yang semua dibentuk oleh 12 warga masyarakat, yaitu:
1. Bapak TOSAN
2. Bapak IKSAN SUMAR
3. Bapak ANSORI
4. Bapak SAPARI
5. Bapak SALIM / P. KANCIL
6. Bapak ABDUL HAMID
7. Bapak TURIMAN
8. Saudara M.HARIYADI
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR