Intisari-Online.com -Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung adalah proyek kerjasama antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia dan China. Kereta cepat yang diresmikan hari ini (21/1) rencananya akan rampung pada 2019 dan diperkirakan akan memakan waktu tempuh sekitar setengah jam.
Presiden Jokowi dijadwalkan menghadiri langsung acara seremoni peresmian kereta cepat tersebut. Peletakan batu pertama megaproyek akan dilakukan di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan izin trase yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan , jalur kereta cepat Jakarta-Bandung itu memiliki panjang 142,3 kilometer, dengan empat stasiun di Halim, Karawang, Walini, dan Dipo di kawasan Tegalluar.
Proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar 5,5 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp 72 triliun. Nantinya, kereta cepat ini direncanakan akan terintegrasi dengan Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Bandung Raya dan Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek. Selain itu, kehadiran kereta cepat ini diprediksi akan mendukung pertumbuhan kawasan bisnis baru khususnya di beberapa daerah yang dilalui jalur kereta cepat.
Menurut Dubes Cina, Xie Feng, apabila Jakarta dan Bandung digabung akan menghasilkan potensi ekonomi yang luar biasa. Penduduk Jakarta dan Bandung yang apabila diakumulasi berjumlah 20 juta jiwa lebih ini akan terintegrasi dan mampu menghadirkan pertumbuhan kawasan bisnis baru atau transit oriented development (TOD). "Saya yakin, jalur kereta cepat Jakarta-Bandung akan mendorong kinerja ekonomi Indonesia” ujarnya. Pemerintah juga akan mendorong pertumbuhan pusat industri manufaktur di Karawang dan pengembangan kota di Gedebage yang kelak akan menjadi pusat pemerintahan Kota Bandung serta kawasan Tegalluar yang juga diproyeksikan sebagai kota baru di Kabupaten Bandung.
(kompas.com)