Intisari-Online.com -Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Lenin telah menaruh bom waktu untuk Rusia. Tuduhan ini terutama ini tujukan untuk menyebut musabab utama runtuhnya Uni Soviet dan munculnya ketegangan antar-etnis yang saat ini terjadi di beberapa wilayah Rusia.
Kritik Putin terhadap Lenin ini tidak biasa dilakukan oleh presiden-presiden Rusia sebelumnya, yang selalu berhati-hati ketika berkomentar tentang sejarah Rusia di masa lampau. Di waktu yang sama, ia juga menegaskan bahwa pemerintah tidak hendak membongkar mayat Lenin yang disemayamkan di Red Squere.
Komentar pedas Lenin ini disampaikannya pada Senin (25/1) di sebuah pertemuan dengan aktivis pro-Kremlin di selatan kota Stavrool. Ia menyebut Lenin dan pemerintahannya telah bertindak brutal ketika mengeksekusi tsar terakhir Rusia beserta semua keluarga dan pegawainya, membunuh ribuan pemuka agama, dan menempatkan bom waktu di bawah Rusia dengan menggambar batas administrasi garis etnis.(Baca juga: Putin keturunan Drakula)
Sebagai contoh warisan Lenin yang merusak, Putin menunjuk Donbass, kawasan industri di timur Ukraina di mana pemberontakan separatis pro-Rusia berkobar seminggu setelah aneksasi Rusia atas Krimea. Lebih dari 9.000 orang tewas dalam konflik yang terjadi sejak April 2014 hingga terjadinya kesepakatan damai para Februari 2015.
Putin mengatakan bahwa pemerintah Lenin, secara jenaka, telah menggambar batas Uni Soviet. Di sisi lain menempatkan Donbass di bawah kekuasaan Ukraina denga tujuan meningkatkan presentasi kaum proletar di dunia dalam sebuah langkah politik yang disebut “delirious”.
Kritik Putin terhadap Lenin ini bisa jadi membenarkan kebijakan Rusia dalam krisis Ukraina. Tapi bisa juga sebagai cermin kekhawatiran Kremlin tentang kemungkinan munculnya sentimen separatis di beberapa provinsi di Rusia. Putin juga menyebut perselisihan antara Lenin dan Stalin—yang menganjukrna negara persatuan—adalah sebuah kesalahan besar.
Putin juga mengkritisi Lenin dan Bolshevik-nya ketika Uni Soviet menderita kekalahan dari Jerman pada Perang Dunia I. “Kami kalah dari pihak yang kalah, kasus yang unik dalam sejarah,” ujar Putin, seperti dilansir The Guardian, sembari memuji Stalin yang berhasil mengalahkan Nazi pada Perang Dunia II.