Selain untuk mempersenjatai buruh dan tani, tujuan PKI menuntut pembentukan Angkatan Kelima adalah untuk menasakomisasi angkatan bersenjata dan sebagai antisipasi terhadap konfrontasi dengan Malaysia.
Saat itu, Indonesia tengah berkonfrontasi dengan negara tetangga, Malaysia. Kondisi ini pula yang semakin mendorong pembentukan Angkatan Kelima.
Pembentukan Angkatan Kelima juga didukung Perdana Menteri China saat itu, Zhou En Lai.
Kabar Pemerintah Indonesia membentuk Angkatan Kelima saat itu segera menyebar, hingga sampai ke telinga Perdana Menteri China Zhou En Lai.
Zhou En Lai pun datang ke Indonesia pada April 1965 dan secara terang-terangan mendesak agar dibentuk Angkatan Lima.
Perdana Menteri China, Zhou En Lai, kemudian menawarkan bantuan sebanyak 100.000 senjata ringan kepada Indonesia.
Setelah tiba di tanah air, tawaran bantuan senjata tersebut disampaikan kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI di hadapan rakyat Komando Operasi Tertinggi (KOTI).
Oleh ABRI, keputusan mengenai pembentukan Angkatan Kelima itu diserahkan kepada Pemimpin Besar Revolusi, Presiden Soekarno.
Penolakan oleh Angkatan Darat
Meski pembentukan Angkatan Kelima diserahkan kepada Pemimpin Besar Revolusi, yaitu Presiden Soekarno, tetapi ada penolakan dari Angkatan Darat.
Pada 1965, Angkatan Darat dipimpin Letjen Ahmad Yani. Umumnya, para jenderal dalam AD ini adalah golongan anti-komunis.
Oleh sebab itu, mereka menentang pembentukan Angkatan Kelima.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR