Shen dan Chang ditangkap ketika sedang memotret F-22. Berawal dari pembicaraan mengenai penyelundupan methamphetamine (bahan dasar obat bius) dari Hongkong ke AS musim panas setahun lalu, agen FBI yang sedang menyamar terperanjat ketika mereka menawarkan pula rahasia teknologi E-2C Hawkeye, sejumlah UAV, dan F-22 Raptor.
FBI yang saat itu sedang menelusuri jejak hackers yang telah membobol rahasia teknologi jet tempur F-35 dari sistem komputer induk AS pun, segera menebar jebakan.
Penangkapan Shen dan Chang mengingatkan publik atas penangkapan Noshir Gowadia, mantan salah satu insinyur perancang pembom stealth B-2 yang terbukti membocorkan rahasia teknologi stealth ke China. Atas kesalahannya ini Gowadia yang keturunan India-Amerika diganjar hukuman 32 tahun.
Belum lagi pertanyaan demi pertanyaan tuntas terjawab, dinas rahasia AS kembali disibukkan dengan serangan spionase lain di lingkungan Gedung Putih.
Juni 2012, sejumlah harian lokal mengabarkan, 10 orang warga AS ditangkap di beberapa tempat yang berlainan atas tuduhan menjual informasi tentang kebijakan pemerintah ke Rusia.
Kesepuluh orang itu ditangkap setelah FBI mendapati berita elektronik yang dikirim intelijen Rusia yang berkedudukan di Moskow kepada dua warga AS bernama Richard dan Cynthia Murphy di Montclair, New Jersey.
“Pendidikan, rekening bank, mobil, rumah, dan lain-lain sudah kami bayar dengan satu tujuan. Selidiki dan jalin hubungan dengan para pembuat kebijakan di pemerintahan, lalu kirimlah intel,” begitu bunyi pesan tersebut.
(A. Darmawan/angkasa.co.id)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR