Kisah Yolanda Duvernay, Mantan Penari dan Budak Seks yang Menjadi Orang Terkaya di Inggris

Mentari Desiani Pramudita

Editor

Kisah Yolanda Duvernay, Mantan Penari dan Budak Seks yang Menjadi Orang Terkaya di Inggris
Kisah Yolanda Duvernay, Mantan Penari dan Budak Seks yang Menjadi Orang Terkaya di Inggris

Intisari-Online.com- Nasibnya tidak sebagus anak perempuan lainnya, ia lahir dari seorang penjual wanita yang bernama Madam Duvernay. Namun, keinginan besarnya menjadi seorang penari tidak pernah menghambatnya. Perlahan mulai dari menari di Paris ia berhasil menjadi salah satu orang terkaya di Inggris. Bagaimana kisahnya?

Yolanda Marie Louise Duvernay lahir pada bulan Desember 1812 di Paris. Ia memiliki kedua orangtua yang sangat tamak. Sejak usia 15 tahun, ia sudah dijual kepada 'klien-klien' orangtuanya. Seluruh uang yang ia dapat dari menjual dirinya dua pertiga diambil oleh ibunya.

Namun Yolanda tidak pernah mengeluh. Ia tetap menari. School of Dance merupakan sekolah tari pertamanya. Ketika usia 18 tahun, ia lolos masuk Paris Opera, salah satu opera terbaik di Paris saat itu.

Hidup antara menari dan menjadi budak seks mengantarkannya ke London tahun 1836. Selain untuk bertemu dengan ‘klien-klien’ dari kedua orangtuanya, Yolanda mengikuti pentas tari di Theater Royal di Drury. Setelah itu, ia menjadi salah satu primadona di sana. Seluruh laki-laki mengakui kecantikan dari Yolanda. Bahkan Ratu Victoria menjadikannya salah satu penari favoritnya. Untuk sekali menari, Yolanda digaji 5 Juta Euro (Rp73 miliar, sesuai harga Euro pertanggal 5 Sep 2016).

Sampai suatu hari, ia bertemu dengan salah satu laki-laki terkaya di Inggris, Stephen Lyne-Stephens. Keduanya jatuh cinta dan menikah. Pernikahan itu membawa Yolanda pada titik tertinggi dalam hidupnya. Bebas dari pekerjaan ‘menjual diri’ ia menjadi Nyonya Yolanda Lyne-Stephens.

Tahun 1960, sang suami meninggal dunia. Sejak saat itu juga, Yolanda memegang seluruh kendali kekayaan suaminya. Itu semua termasuk tiga buah rumah besar di Paris dan Inggris, area tembak di Norflok, membangun museum, ribuan hektar lahan. Yolanda juga membangun gereja dan kapel di Inggris. Salah satunya adalah gereja Katolik Our Lady dan Martis Inggris di Cambridge.

Kehidupan Yolanda dari seorang budak seks, penari, lalu menjadi wanita terkaya di Inggris berakhir ketika ia meninggal dunia pada tahun 1894 pada usia 82 tahun. Sampai saat ini total kekayaannya mencapai 220 Juta Euro (Rp3,2 triliun).(express.co.uk)