Konflik China vs Taiwan Memanas: Ternyata Segini Perbandingan Militer Antara Keduanya, Sejauh Mana Dukungan Amerika Berdampak?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Xi Jinping dan PLA.
(Ilustrasi) Xi Jinping dan PLA.

Intisari-Online.com -Hubungan Amerika Serikat dan China kembali memanas.

Ini terjadi ketika China mengecam keras agenda Ketua DPR AS kunjungi Taiwan pada Selasa (2/8/2022).

Terkait kunjungan kontroversial Nancy Pelosi ke Taiwan, China bahkan merespons dengan mengadakan latihan militer di dekat kepulauan itu.

Menurut otoritas Taiwan, China telah meluncurkan sejumlah rudal balistik ke perairan timur laut dan barat daya Taiwan.

Peluncuran rudal balistik itu merupakan bagian dari latihan militer penembakan langsung terbesar yang pernah dilakukan China di sekitar wilayah Taiwan.

Wilayah yang terdampak pun hanya berjarak sekitar 19 kilometer dari Taiwan, jarak latihan militer terdekat yang pernah dilakukan oleh China.

Perbandingan militer China vs Taiwan

Menurut data The Military Balance 2022 IISS yang dikutip dari BBC, dalam konfrontasi militer apa pun, angkatan bersenjata China jelas mengerdilkan angkatan bersenjata Taiwan.

China membelanjakan lebih dari negara mana pun, kecuali AS, untuk sistem pertahanan dan dapat memanfaatkan sejumlah besar kemampuan, mulai dari kekuatan angkatan laut hingga teknologi rudal, pesawat terbang, dan serangan dunia maya.

Sebagian besar kekuatan militer China difokuskan di tempat lain tetapi, secara keseluruhan dari personel aktif misalnya, ada ketidakseimbangan besar antara jumlah tentara China dan Taiwan.

China

Total Pasukan Aktif : 2.035.000 (pasukan darat, laut, udara dan cadangan) Tank : 5.400 Pesawat Tempur : 3.227+ Kapal Selam : 59 Kapal Angkatan laut : 86 (hanya kelas kombatan permukaan utama saja) Artileri : 9.834+

Taiwan

Total Pasukan Aktif : 169.000 (pasukan darat, laut, udara dan cadangan) Tank : 650 Pesawat Tempur : 504+ Kapal Selam : 4 Kapal Angkatan laut : 26 (hanya kelas kombatan permukaan utama saja) Artileri : 2.093

Menurut laporan DW, beberapa pakar barat memperkirakan dalam konflik terbuka Taiwan setidaknya dapat memperlambat serangan China, mencoba mencegah pendaratan pantai oleh pasukan amfibi China, dan melancarkan serangan gerilya sambil menunggu bantuan dari luar.

Bantuan itu bisa datang dari AS yang menjual senjata ke Taiwan.

Walaupun beberapa ahli, menilai tentara China lebih kuat daripada kekuatan yang dapat dibawa oleh pendukung Taiwan, seperti AS atau Jepang, ke wilayah tersebut.

Meski demikian, itu tidak berarti Taiwan akan sama sekali tidak berdaya melawan kemungkinan serangan China.

Akankah AS membela Taiwan melawan China?

Tidak jelas sejauh mana Taiwan dapat mengandalkan dukungan AS jika terjadi agresi China.

Selama beberapa dekade, Washington telah mempertahankan "ambiguitas strategis" tentang Taiwan, yang secara resmi dikenal sebagai Republik China (ROC).

Kebijakan itu oleh AS diartikan dengan menjaga hubungan persahabatan dengan pemerintah Taiwan, tanpa hubungan diplomatik formal atau bahkan pengakuan sebagai negara berdaulat penuh.

Meski Biden hingga kini belum secara resmi berkomitmen pada intervensi militer.

AS telah berjanji untuk terus menjual sistem pertahanan dan memberikan dukungan intelijen ke Taiwan.

Semua tindakan ini akan membantu Taiwan mengirim pesan ke China bahwa jika perang pecah, itu akan memakan waktu lama, mahal dan berdarah.

Namun melihat ukuran pertahanan militer Taiwan terkini, skenario terbaik baginya tataplah konflik tidak pernah terjadi.

Baca Juga: Mencak-Mencak Usai 5 Rudal Balistik China Mendarat di Wilayah Jepang, Ini Alasan Negeri Samurai Justru Ikut-Ikutan Terseret Dalam Konflik China-Taiwan

(*)

Artikel Terkait