Intisari-Online.com - Patrya Pratama, kelahiran Bandung 13 April 1987, rela meninggalkan dua tahap tes calon pegawai negeri sipil di Departemen Luar Negeri. Ia tertarik melamar sebagai pengajar muda yang digagas Indonesia Mengajar. Awalnya dia membayangkan akan mengajar di sebuah pesisir seperti dalam lukisan. Begitu menginjakkan kaki perkampungan laut Kampung Labuangkallo, Tanjungharapan, Kalimantan Timur, ia segera mengubur bayangan indah pesisir dengan pasir putih, ombak, dan pohon kelapa. Perkampungan nelayan itu begitu padat. Antar-rumah dihubungkan oleh jalan kayu selebar tak lebih dari 2,5 m. Mirip jembatan dibandingkan dengan jalan.
(Ingin Beli Smartphone Asus yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)
Namun Patrya tetap berpikir positif. "Jangan berpikir macam-macam. Kosongkan pikiran. Ini tantangan baru," bisik Patrya kepada dirinya sendiri seperti yang diungkapkan kepada Koran Tempo. Putra semata wayang pasangan dokter Sumaryana dan Camalia ini mendapat tugas mengajar di SDN 002 Tanjungharapan. Murid yang ada berjumlah 120 siswa dengan dukungan tujuh guru dan satu kepala sekolah. Tak mudah tantangan yang harus ditaklukan Patrya. Pada pagi hari ia harus mendatangi rumah muridnya agar mereka mau bersekolah. Bahkan terkadang ia harus membangunkan mereka. Belum genap sepekan ia malah sudah menerima bogem mentah dari seorang wali murid gara-gara salah paham. Gara-garanya anak dari wali murid itu jarinya berdarah karena kejepit. Patrya yang tidak tahu apa-apa jadi korban kesalahpahaman itu. Toh hal itu tak menyurutkan mentalnya. Dalam hitungan minggu ia sudah menjadi idola di kampung itu. Terlebih ia memilih tinggal di rumah nelayan biasa daripada rumah pejabat desa. Sedikit banyak ia memberi warna bagi SD itu. Ia membudayakan menabung, membaca dengan mengadakan perpustakaan. Juga upacara bendera, pelajaran bahasa Inggris, dan Pramuka. Bersama pengajar muda se-Tanjungharapan ia mengadakan lomba antarsekolah untuk membangkitkan motivasi bersekolah. Berbagai pertandingan dan lomba cerdas cermat di gelar. Semoga kiprah Patrya ini menginspirasi para pemuda lain untuk membagi ilmunya di pelosok-pelosok negeri yang masih sangat memerlukan bantuan.