Pelajaran dari Para Perempuan Peraih Nobel

Ade Sulaeman

Editor

Pelajaran dari Para Perempuan Peraih Nobel
Pelajaran dari Para Perempuan Peraih Nobel

Intisari-Online.com - Pertengahan bulan Oktober ini, Penghargaan Nobel kembali diberikan kepada beberapa orang yang dinilai berjasa menjaga atau menciptakan perdamaian, serta bagi para pakar di bidang fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra dan ilmu ekonomi.

Hanya saja, semua penghargaan Nobel kali ini “disapu bersih” oleh para pria. Fakta yang semakin membenarkan data bahwa perempuan masih menjadi kaum minoritas dari daftar orang-orang yang meraih Nobel. Dari 862 orang dan organisasi yang meraih Nobel, perempuan hanya berjumlah 43 orang.

Berikut beberapa perempuan penerima Nobel dan yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari mereka.

  • Ellen Johnson Sirleaf, Leymah Gbowee, Tawakkol Karman(Nobel Perdamaian 2011)Ketiga perempuan ini dianugerahi Nobel perdamaian pada tahun lalu berkat perjuangan mereka untuk keselamatan dan hak-hak perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam menciptakan dan menjaga perdamaian.

    Pelajaran yang dapat diambil: Sampai saat ini, mengambil sikap yang tegas dalam upaya menuntut hak-hak perempuan masih dapat dilakukan. Khusus untuk para perempuan, jangan pernah takut untuk menuntut hak-hak perempuan meski di masyarakat yang sudah modern.

  • Marie Curie(Nobel bidang fisika, 1903; Nobel bidang kimia, 1911)Curie menjadi perempuan pertama yang meraih Nobel sebanyak dua kali. Nobel pertamanya diraih setelah dia terlibat dalam penelitian yang menemukan fenomena radiasi. Sedangkan untuk Nobel yang kedua, Curie meraihnya setelah dirinya menemukan elemen radium dan polonium diakui.

    Pelajaran yang dapat diambil: Meski telah melakukan banyak penelitian dan berhasil, Curie tidak pernah berhenti bekerja keras di bidang yang ditekuninya. Sukses tidak diukur dari kuantitas pekerjaan yang diselesaikan, melainkan dari kualitas yang ingin diraih dalam karier.

  • BundaTeresa(Nobel Perdamaian, 1979)Nobel Perdamaian yang diraihnya tidak terlepas dari pekerjaan tanpa pamrih Bunda Teresa untuk menolong kaum miskin terkait posisinya sebagai Missionaries of Charity di Calcutta, India. Perjuangan yang masih diteruskan oleh Missionaries of Charity setelah kematiannya. Tidak sebatas di India, tapi juga Asia, Afrika dan Amerika Latin.

    Pelajaran yang dapat dipetik: Segala kebaikan yang kita lakukan tidak akan pernah luput dari perhatian semua orang meski kita tidak menginginkannya. (Forbes)