Akun tersebutlah yang diketahui menyebar berita bohong alias hoax dan ujaran kebencian soal Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Fadil Imran.
Narasi awal video tersebut menyebut pengungkapan kasus narkoba yang dilakukan Polresta Bandara Soetta pada akhir tahun 2021. Dikatakan bahwa dalam kasus ini Edwin sebagai 'anak kesayangan' dari Sambo.
Video itu menuding bahwa Edwin bisa lolos dari pemeriksaan etik atas perlindungan dari Sambo.
Sementara Fadil Imran disebut menerima uang Rp40 miliar dari Edwin dan dituding sebagai 'beking' kartel narkoba.
Penyintingan Profilnya di Wikipedia, Dikaitkan Kasus Brigadir J
Masih berkaitan dengan nama Ferdy Sambo, Fadil Imran juga harus menghadapi tangan jahil warganet dengan penyuntingan yang dilakukan terhadap profilnya di Wikipedia.
Penyunting tersebut membubuhkan kalimat yang mengaitkan Irjen Fadil Imran dengan Irjen Ferdi Sambo dalam kaitan kasus kematian Brigadir Yoshua atau Brigadir J.
Atas kasus itu, Fadil Imran mengaku tidak ingin ambil pusing dan menambah permasalahan di publik, sehingga ia hanya ingin bertemu tatap muda dengan tersangka.
Diketahui penyintingan itu dilaporkan oleh Ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia, Fonda Tanggu, atas tuduhan penyebaran berita bohong Pasal 14 ayat 2 dan/atau Pasal 15 KUHP.
Pertemuan Fadil Imran dengan pelaku penyintingan profilnya di Wikipedia pun telah terjadi, seperti diunggah di akun Instagram resmi Kapolda Metro Jaya @kapoldametrojaya, Sabtu (30/7/2022).
Namanya Disebut dalam Gugatan Rp 11 Triliun
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR