Basuki Tjahaja Purnama (Ahok): Menjadikan DKI “Bapak” yang Baik

Birgitta Ajeng

Penulis

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok):  Menjadikan DKI ?Bapak? yang Baik
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok): Menjadikan DKI ?Bapak? yang Baik

Intisari-Online.com -Mengurus DKI itu ibarat mengurus keluarga dengan aneka ragam masalah. Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, yang akrab disapa Ahok, membeberkan kiat-kiat sederhana untuk memecahkan kerumitan masalah di DKI. -- Intisariulang tahun ke-50, selamat! Tidak ada sesuatu pun yang bisa mencapai usia 50 tahun tanpa ada unsur kepeloporan, kepenerusan dan inovasi. Apalagi untuk sebuah kota megapolitan bernama Jakarta yang tahun ini berusia 486 tahun. Kalau Anda tanya saya, apanya yang harus dipertahankan, ya keberagamannya dong. Sebab Belanda dulu membangun Jakarta dari “bahan-bahan” yangmixed, campuran antara berbagai macam suku bangsa, agama, dan ras. Sejak dari zaman Bung Karno, ibukota sudah diarahkan untuk menjadi trendsetter. Sampai kini, dalam banyak hal, orang melihat Jakarta sebagai model. Kerjakan yang mudah dulu Mengurusi Jakarta itu ibarat murid sekolah berhadapan dengan soal ulangan. Kerjakan dulu soal-soal yang mudah. Yang tidak bisa, jangan kerjakan. Contoh, untuk mengurai kemacetan, yang kami lakukan pertama adalah menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL), sehingga pasar-pasar tidak ada lagi yang menduduki jalanan. Penerbitan Kartu Jakarta Sehat juga salah satu hal yang dapat dengan cepat dilakukan. Ini sistem yang life saving. Jangan sampai ada orang meninggal hanya gara-gara tidak mampu berobat. Demikian pula dengan penataan rumah susun. Benang merahnya, kami ingin membawa Jakarta menjadi kota yang tertata rapi, modern, tapi manusiawi. Bagi orang-orang yang belum beruntung, tak punya rumah dan pekerjaan, kami bangunkan sepuluh blok rumah susun di Marunda, Cilincing, di sebuah kawasan bernama Mega Nusantara. Di sana kami akan membuat kawasan ekonomi khusus. Untuk orang yang rajin bekerja kami siapkan pasar-pasar, sehingga tidak ada PKL yang sembarangan menduduki jalan.Jika selama ini upaya pemda untuk menata terus gagal, barangkali karena belum adanyatrust, kepercayaan tadi. Bagaimana caranya membangkitkan trust? Ya dengan kerja keras, progress kita laporkan. Dan transparansi. Baca kisah selengkapnya di MajalahIntisariedisi khusus ulang tahun ke-50,September 2013 (500 halaman).