Intisari-Online.com - Nama Jokowi nyatanya tak hanya masyhur di Indonesia. Pria cungkring yang saat ini menjadi orang nomer satu di Jakarta ini bahkan telah dikenal di Australia, juga Amerika Serikat. Ini karena kekhasan dan keunikannya dalam memimpin Jakarta, sekaligus gaya pendekatannya yang dinilai merakyat.
Baru-baru ini seorang koresponden Indonesia dari International Herald Tribune, Joe Cochrane, melakukan wawancara eksklusif terhadap pria kelahiran Solo, Jawa Tengah tersebut. Hasil wawancara itu lantas ditulisnya dalam artikel panjang di The New York Times dengan judul In Indonesia, a Governor at Home on the Streets yang dirilis pada 25 September 2013 lalu. Artikel tersebut juga dimuat di IHT sehari setelahnya.
Dalam kalimat pembukanya, Joe menulis, "Saban hari, Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, melakukan sesuatu yang jarang dilakukan oleh pemimpin Indonesia lain; pergi ke jalan-jalan untuk berbicara dengan orang-orang yang memilihnya (warga Jakarta)."
Sering kali, lanjut Joe, Jokowi dikerubungi saat ia melintas di daerah-daerah kumuh, pasar tradisional, serta di tempat-tempat lainnya. Baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda, berusaha untuk bisa bersalaman dengan mantan Wali Kota Solo tersebut.
“Sejak terpilih Oktober 2012 lalu, Pak Joko telah melaksanakan janji-janji kampanyenya, termasuk pengadaan kartu sehat dan tunjangan pendidikan. Dia juga menerapkan sistem pembayaran pajak secara online yang meminimalisasi terjadinya korupsi yang masif,” tulis Joe bernas.
Selain itu, Joe juga menyinggung peluang Jokowi untuk maju di pemilu presiden 2014 nanti. Menurut Joe, jika memang berniat maju dalam pilpres, saingan terberat Jokowi saat ini praktis hanya Prabowo Subiantoro yang, berdasar data Kompas, memiliki pengikut yang kuat di kalangan petani. Sementara SBY, Presiden RI saat ini, sudah tak bisa lagi ikut pilpres karena sudah dua periode menjadi presiden.
Di bagian penutup Joe menulis, label yang tersemat pada Jokowi saat ini bukanlah sebuah rekayasa. Jokowi tetaplah orang biasa yang sebelum terjun ke dunia politik adalah seorang tukang kayu yang berada tak jauh dari Surakarta. (The New York Times)