Intisari-Online.com -Tidak semudah membatik mori, kain sutera membutuhkan penanganan yang cukup teliti. Tak heran jika harga juga meninggi. Intisari Maret 1992 secara eksklusif pernah menghadirkan, bagaimana rumit dan eksklusifnya batik sutera.
Tidak seperti produsen batik sutera yang lain, bahan yang digunakan Yusman asli buatan dalam negeri. Sutera dari Pati, Sukabumi, juga Ujung Pandang (sekarang Makasar). “Hanya 10% saja bahan yang diimpor dari Cina, itu pun berupa benang yang belum bisa didapat di sini (waktu itu),” ujar Yusman.
Pastinya, ini menjadi kelebihan tersendiri bagi bati sutera Yusman. Mulai dari merancang, menenun, sampai final dengan bentuk dan motif yang dikehendaki, Yusman mengerjakannya sendiri.
Jika melihat urutan-urutan proses membatik sutera, memang diperlukan proses yang panjang nan rumit. Yusman yang sudah menggunakan komputer saat, sangat membantu pekerjaan. Kreativitas bisa terus dieksplor melalui komputer. Belum lagi, dia harus mencari motif-motif baru, dan dengan komputer, masalah itu bisa diatasi.
Istrinya, Tingke, mempunyai peran penting dalam pengerjaan batik Yusman. Bahkan, keduanya pernah melakukan penelitian terkait pewarnaan. Setelah berkunjung dari tempat satu ke tempat yang lain, akhirnya ditemukan pewarnaan ideal yang cocok dengan motif yang mereka inginkan.
Soal keseriusan, jangan tanya pada pasangan suami istri ini. Di tahun itu, sekitar 100-an karyawan terjaring di rumah produksinya. Tidak hanya para pembatik, tapi juga pemintal, penyepuh benang, dan pastinya para pembatik.