Intisari-Online.com -24 Oktober menjadi hari istimewa bagi segenap dokter di Indonesia. Pemerintah menabalkan tanggal ini sebagai Hari Dokter Nasional, sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa dokter yang telah dengan segenap jiwa mengabdi untuk masyarakat.
Dokter tidak hanya mengobati para pasien. Di beberapa negara, dokter adalah pemegang garda paling depan revolusi sebuah negara merebut kemerdekaan. Ernesto Che Guevara dalam pidatonya berjudul On Revolutionary Medicine bertanggal 19 Agustus 1960, secara berapi-api menyebut peranan besar seorang dokter dalam perjuangannya membela bangsanya.
Berikut, beberapa dokter revolusioner di Asia, yang selain terlibat dalam profesinya sebagai dokter, juga mashur sebagai bapak bangsa merebut kemerdekaan.
- Sun Yat Sen
Secara keseluruhan, Sun Yat Sen telah memimpin 11 kali revolusi melawan Dinasti Qing. Upayanya membuahkan hasil setelah pada 1911 Cina resmi menjadi Republik Cina. Yat Sen juga menadi pejabat presiden pertama Cina dengan masa jabatan 1 Januari 1912-1 April 1912. Selain sebagai pemimpin Partai Kuomintang, Yat Sen adalah seorang dokter.
- Jose Rizal
Salah satu julukan paling sangar yang pernah disandang Rizal adalah “Mesias Revolusi”. Sebagai seorang berpendidikan tinggi, Rizal menggunakan cara-cara halus dalam membantah tiap kebijakan bikinan pemerintah kolonial. Rizal menulis yang berisi kritik terhadap Spanyol, selanjutnya menjadi inspirasi revolusi di Fipilina. Tapi sayang Rizal mati muda. Dia dihukum mati saat usianya 35 tahun.
- Tjipto Mangoenkoesoemo
Dalam tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer, Dokter Cipto digambarkan sebagai pribadi yang gesit. Bersama ketiga kawannya “Tiga Serangkai”, Cipto mendirikan partai politik pertama di Hindia Belanda,
Indische Partij. Karena sikapnya yang dianggap radikal, Cipto akhirnya dibuang sebanyak dua kali oleh Pemerintah Kolonial Belanda, pertama ke Belanda tahun 1917 dan kedua ke Banda pada 1927.
Selamat Hari Dokter Nasional. (Dari Pelbagai Sumber)