Dokter Ikhlas Tanpa Papan Nama (3): Belum Punya Rumah

Ade Sulaeman

Editor

Dokter Ikhlas Tanpa Papan Nama (3): Belum Punya Rumah
Dokter Ikhlas Tanpa Papan Nama (3): Belum Punya Rumah

Dalam rangka Hari Dokter Nasional, Intisari-Online.com memuat artikel tentang sosok dokter inspiratif. Judul aslinya “Aznan Lelo: Dokter Ikhlas Tanpa Papan Nama: Dokter Mestinya Tak Boleh Pasang Tarif” dari Majalah Intisari edisi September 2013. Berikut ini bagian ketiganya.

Intisari-Online.com - Apa motivasi sang profesor doktor tidak mematok biaya konsultasi, mengingat dari pengakuannya, dia tidak punya rumah sendiri? Memang ada satu rumah BTN yang dibelinya secara kredit sejak 1981 di kawasan Johor, tapi tidak sempat ia nikmati.

“Oh, aku sampai sekarang tak punya rumah, biar kau tahu. Ini rumah mertuaku, yang ada di kampus USU itu kan rumahnya USU. Ada pun rumah BTN yang dahulu kucicil dari RISPA, tak sempat kunikmati karena disewakan,” ujar Aznan.

Aznan tak terlalu bernafsu memikirkan harta duniawi. Prinsip hidupnya sederhana, “Aku yang penting tak ada utang, itu saja prinsipku.”

Prinsip itu telah tertanam di dalam dirinya sejak kecil. Hingga dewasa, prinsip itu terus dia pegang menjadi keyakinan.

“Allah sudah mengatakan bahwa dia itu Arrahman Arrahim (maha pengasih dan maha penyayang) dan Allah Khairurrazikin (pemberi rezeki yang paling canggih, paling baik, tak ada duanya).

Dari kecil sudah disampaikan dan hingga sekarang masuk di otakku, masuk di keyakinanku, bahwa langkah, rezeki, pertemuan, maut, hanya Allah yang tahu.

Aku tak tahu Allah itu telah mempersiapkan berapa banyak rezeki samaku dan seberapa untuk kau.

Dan aku tidak akan mati, kau juga tidak akan mati sebelum rezeki yang diberi Allah itu kita habiskan,” kata ayah tiga anak yang makin yakin dengan jalan pelayanan yang dia tempuh sepulang meraih gelar Ph.D. di Australia pada 1987. (Feriansyah Nasution, Wartawan Tribun Medan)