Anies Baswedan (3): Agar Tak Tercipta Generasi Penyimpan Amarah

Ade Sulaeman

Editor

Anies Baswedan (3): Agar Tak Tercipta Generasi Penyimpan Amarah
Anies Baswedan (3): Agar Tak Tercipta Generasi Penyimpan Amarah

Berikut ini bagian ketiga dari artikel berjudul "Indonesia Mengajar: Memasok Inspirator, Menyiapkan Pemimpin" yang dimuat di Majalah Intisari edisi khusus 50 tahun, September 2013.

--

Intisari-Online.com - Dalam menyelenggarakannya, kami menganut pendekatan gerakan, bukan program. Program hanya dipertanggungjawabkan penggagasnya, tapi gerakan melibatkan semua pihak.

Duplikasi ide memang kami harapkan sejak awal. Alhamdulillah, kini muncul berbagai gerakan semacam, misalnya UI Mengajar, Gadjah Mada Mengajar, Solo Mengajar, atau Gerakan Desa Cerdas di Halmahera Selatan dll.

Mungkin ada 15 sampai 20 aktivitas yang mirip Indonesia Mengajar.

Kami percaya, kita harus bahu-membahu memuluskan proses terbentuknya struktur atau situasi yang menyajikan pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat. Pemerintah tetap punya kewajiban menyelenggarakan pendidikan berkualitas.

Masalahnya, pendidikan berkualitas itu sering tak terjangkau baik secara finansial maupun geografis.

Di sini, pemerintah dituntut melakukan intervensi sebagai wujud tanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Warga negara yang tergolong kelas menengah dan atas, baik secara individual maupun organisasional, bisa terlibat dengan menyediakan bea siswa dalam aneka format.

Tanpa intervensi, di masa depan kita akan menyaksikan sebuah generasi yang mengantongi amarah lantaran secara struktural terhambat untuk maju.

Adalah kenyataan bahwa di masa depan akan terjadi liberalisasi arus tenaga kerja. Dengan kondisi hasil pendidikan seperti sekarang, anak-anak Indonesia bisa kalah pada posisi-posisi strategis.

Tanpa intervensi struktural, anak-anak muda bangsa ini bakal menjadi penonton di pinggiran.

Mari berbagi tugas. Secara konstitusional mendidik adalah tugas negara, tetapi secara moral mendidik adalah tugas setiap orang terdidik.

Indonesia Mengajar tidak berencana menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia, tapi Indonesia Mengajar mengajak semua pihak turun tangan memajukan kualitas manusia Indonesia.

Kaum terdidik memiliki tanggung jawab untuk membantu membangun komponen non-struktural: kemauan belajar, hasrat meloloskan diri dari kondisi sekarang, keinginan melaju di eskalator sosial-ekonomi bernama pendidikan.