Pembunuhan JFK (3) : Ny. Kennedy Luar Biasa Tabah

Birgitta Ajeng

Editor

Pembunuhan JFK (3) : Ny. Kennedy Luar Biasa Tabah
Pembunuhan JFK (3) : Ny. Kennedy Luar Biasa Tabah

Inilah bagian ketiga kisah tentang pembunuhan John F Kennedy yang ditulis di Majalah Intisari edisi November 1988 dengan judul asli "Kennedy Sudah Mempunyai Firasat?".--Intisari-Online.com -Hampir semua orang masih ingat bagaimana reaksi mereka ketika mendengar berita buruk itu. Misalnya, Tina Martin, yang ketika itu baru enam tahun. Penduduk Long Island, New York, ini langsung berlari ke toko untuk membeli bendera kecil.Dengan bendera itu di bahu ia berbaris di jalanan. Jimmy Carter, mantan presiden AS, malah mengaku, "Untuk pertama kalinya setelah ayah saya meninggal sepuluh tahun sebelumnya, saya menangis di depan orang lain."Ribuan orang Kopenhagen, Denmark, keluar dari rumah dengan membawa bunga menuju Kedutaan AS. Keesokan paginya, tumpukan bunga sudah setinggi 2 m.Sementara orang-orang penting dari seluruh dunia datang untuk memberikan penghormatan terakhir, Jackie sempat menulis ucapan berbelasungkawa kepada janda J.D. Tippit, polis iDallas yang juga tewas pada hari yang sama.Setelah itu masih bisa juga ia menyanyikan Happy Birthday untuk John-John. Waktu itu Jackie ditemani Bobby dan Teddy. Mungkin si kecil yang baru berulang tahun ketiga itu tak mengerti mengapa mereka menyanyi dengan berlinangan air mata.Lokasi makam JFK ada di puncak bukit dengan pandangan bebas ke arah Kota Washington. Seorang insinyur semalam suntuk mendisain konstruksi obor abadi yang diminta Jackie. Ia juga minta dibuatkan patung kuda hitam tanpa penunggang, seperti di makam Lincoln.Upacara pemakaman pada tanggal 25 November 1963 itu dihadiri oleh wakil-wakil dari sembilan puluh negara, Boleh dikata seluruh dunia dapat merasakan kesedihan rakyat Amerika saat itu.Namun, Ny. Kennedy sendiri benar-benar menunjukkan ketabahan yang luar biasa. John-John bahkan memberikan salut militer untuk terakhir kalinya bagi sang bapak.