Intisari-Online.com - Tahukah Anda apa saja peninggalan Kerajaan Kediri?
Namun sebelum mengetahuipeninggalan Kerajaan Kediri, Anda harus tahu bahwa kerajaan inibercorak Hindu dan didirikan oleh Sri Samarawijaya pada 1045 Masehi.
Kerajaan yang terletak di Kediri, Jawa Timur, ini berkuasa selama kurang lebih 177 tahun.
Selama hampir dua abad berkuasa, Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Jayabaya (1135-1159 M).
Sumber sejarah Kerajaan Kediri didapatkan dari prasasti, candi, dan kitab yang menjadi peninggalannya.
Melansir Kompas.com, berikut ini peninggalan Kerajaan Kediri yang berupa prasasti, candi, dan kitab.
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri
1. Prasasti Jaring
Prasasti ini berisi tentang dikabulkannya segala keinginan penduduk Desa Jaring oleh senopati Sarawajala.
Prasasti Jaring ditemukan oleh Thomas Raffles di daerah hutan Lodaya, Jawa Timur.
2. Prasasti Ngantang
Prasasti Ngantang berisi tentang pemberian dan pembebasan pajak tanah oleh Raja Jayabaya untuk Desa Ngantang karena telah mengabdi pada Kerajaan Kediri.
Prasasti yang kini menjadi koleksi Museum Nasional ini ditulis pada 1194 Masehi.
3. Prasasti Sirah Keting
Prasasti Sirah Keting dibuat pada 1104 Masehi.
Ceritanya mengisahkan tentang Raja Jayaswara yang menghadiahi rakyatnya tanah.
4. Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan ditemukan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Isinya menceritakan tentang sejarah berdirinya Kabupaten Trenggalek dan Kerajaan Kediri ketika diserang oleh raja di kerajaan sebelah timur.
Prasasti ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, pada 1194 Masehi.
Candi peninggalan Kerajaan Kediri
1. Candi Mirigambar
Candi Mirigambar lokasinya berada di daerah Sumbergempol, Tulungagung.
Bangunan candi yang dibangun pada 1214 Saka ini memiliki relief unik dengan ukiran berbentuk sosok perempuan dan laki-laki.
Selain kedua candi tersebut, terdapat Candi Tondowongso dan Candi Gurah sebagai peninggalan Kerajaan Kediri.
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri Kebudayaan Kerajaan Kediri mengalami perkembangan pesat, terutama dalam bidang sastra.
2. Candi Penataran
Candi Penataran terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
Dibanding candi-candi di Jawa Timur lainnya, kompleks Candi Penataran merupakan yang terluas dan terlengkap unsur-unsurnya.
Kompleks candi seluas 1,5 hektar ini terdiri dari tiga halaman.
Pada halaman ketiga, terdapat bangunan candi induk dengan ukuran terbesar.
Di sebelah selatan candi induk ini terdapat prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Srengga dari Kerajaan Kediri.
Isi prasasti tersebut adalah tentang peresmian sebuah perdikan untuk kepentingan Sira Paduka Batara Palah (Candi Penataran).
Berikut ini beberapa kitab peninggalan Kerajaan Kediri yang terkenal:
1. Kitab Arjuna Wiwaha
Kitab Arjuna Wiwaha adalah karangan Mpu Kanwa yang isinya tentang perkawinan antara Raja Airlangga dengan putri dari Kerajaan Sriwijaya.
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri ini ditulis pada masa pemerintahan Prabu Airlangga.
Selain lima kitab tersebut, terdapat Kitab Sumanasantaka karangan Mpu Monaguna dan Kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya karangan Mpu Panuluh.
2. Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana ditulis pada zaman Raja Kameswari oleh Mpu Darmaja, yang terkenal dengan karyanya Cerita Panji.
Isi kitab ini menceritakan tentang sepasang suami istri, Smara dan Rati, yang menggoda Dewa Syiwa yang sedang bertapa.
Smara dan Rati akhirnya terkena kutukan dan mati terbakar oleh api (dahana) karena kesaktian Dewa Syiwa.
Akan tetapi, mereka dihidupkan kembali dan menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya.
3. Kitab Bharatayudha
Kitab Bharatayudha ditulis pada zaman Raja Jayabaya, untuk memberikan gambaran terjadinya perang saudara antara Panjalu melawan Jenggala.
Perang saudara tersebut digambarkan dengan perang antara Kurawa dan Pandawa yang masing-masing merupakan keturunan Barata.
Kitab Bharatayudha adalah karangan Mpu Tantular dan Mpu Panuluh.
4. Kitab Kresnayana
Kitab Kresnayana ditulis oleh Mpu Triguna pada masa pemerintahan Raja Jayaswara.
Kitab ini menceritakan tentang perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini.
5. Kitab Lubdaka
Kitab Lubdaka ditulis oleh Mpu Tanakung pada zaman Raja Kameswara.
Kitab ini bercerita tentang seorang pemburu bernama Lubdaka yang mengadakan pemujaan terhadap Dewa Syiwa sehingga rohnya yang semestinya masuk neraka menjadi masuk surga.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Singasari yang Berupa Prasasti, Arca, dan Candi
(*)