Intisari-Online.com - Memang begitulah adanya. Mendengarkan rekaman permainannya sendiri, selalu saja membuat Idris Sardi terusik. Karenanya, ia punya peraturan: pantang mendengar rekaman musik saat makan."Saya selalu menemukan kesalahan dari permainan saya. Saya jadi malu, tidak konsentrasi. Terus nafsu makan hilang," ungkapnya. Ini nyata dan berulang kali terjadi.Tuntutan untuk menghasilkan karya yang baik tanpa kesalahan, memang selalu ada pada diri Idris Sardi. Bisa jadi orang lain tidak menyadari "kesalahan" itu atau tidak peduli, tetapi ia selalu bisa merasakannya.Lebih fatal lagi, kata Idris, kalau ternyata ada orang yang tahu, bisa lebih malu lagi.Baginya, musik itu sesungguhnya kejam. Sebuah kesalahan kecil saja akan membuat seluruhnya rusak. Dan itu akan membawa akibat ke orang lain. Jadi, semua orang akan terkena akibatnya.(Baca juga:Maestro Biola Idris Sardi Meninggal Dunia)Pernah mundur dari musikSikap perfeksionis Idris Sardi inilah yang melatarbelakangi peristiwa pernyataannya tentang "mundur dari dunia musik" di sebuah konser di Jakarta tahun 1994. Ketika itu ia merasa bermain sangat buruk, dan sebagai pemimpin pertunjukkan, ia merasa harus bertanggungjawab. Masyarakat pun sempat heboh. Namun, akhirnya pada 2003, Idris kembali naik panggung dalam sebuah pergelaran bertajuk Pergelaran Idris Sardi.Banyak orang di sekitar Idris yang lantas memaklumi sikapnya ini. Seringkali, di hari-hari akhir menjelang pertunjukkan, bahkan saat gladi resik sekalipun, Idris akan membuat perubahan sana-sini demi kesempurnaan. Bahkan, perubahan tersebut tetap dibuatnya, tak peduli orang lain akan kalang kabut!Seorang sutradara terkenal, Teguh Karya ternyata hafal betul soal ini. Maka ketika keduanya bekerja sama menggarap film, agar Idris tidak "macam-macam", Teguh akan beralasan bahwa sudah tidak ada waktu lagi."Kalau tidak dibegitukan, saya akan terus nekat," ujar Idris Sardi sambil mengenang sahabatnya itu. (Pernah dimuat di Intisari Edisi Januari 2012).