Idris Sardi, Mencintai Indonesia dengan Musik

Chatarina Komala

Penulis

Idris Sardi, Mencintai Indonesia dengan Musik
Idris Sardi, Mencintai Indonesia dengan Musik

Intisari-Online.com - "Tuhan, izinkan kami mensiarkan ciptaan-Mu melalui permainan musik kami," demikian doa Idris Sardi sebelum naik panggung. Dalam permenungannya, ia menyadari bahwa permainan biolanya tak lain adalah karya Yang Maha Kuasa.Tuhan berkarya dalam menyentuh perasaan para pendengarnya. Sebab ia merasa biola hanyalah alat dari kayu dan kawat. Sedangkan dirinya, hanyalah "pendosa". Tentu yang berkuasa memberi nyawa bagi keduanya, hanyalah Sang Pemilik.Musik klasik yang berakar dari gereja, membuat Idris semakin meyakini bahwa musik itu selalu berurusan dengan Tuhan. Ada rasa di dalamnya. Tak hanya itu, Idris Sardi juga meyakini, musik pula yang mengantarkan Idris untuk mencintai Indonesia.(Baca juga:Maestro Biola Idris Sardi Meninggal Dunia)Mencintai Indonesia dengan musikSempat berkelana ke beberapa negara Eropa dan Amerika, ia akhirnya memilih untuk kembali ke Tanah Air. Padahal, beberapa negara sudah menawarinya tinggal. Namun, ia menampik. Alasannya: Indonesia itu ciptaan Tuhan, maka saya harus berbuat untuk negeri ini. Bukankah itu bentuk ibadah juga?Meski merasa mampu memainkan musik klasik secara baik, namun ternyata ia menyerah saat harus memainkan musik melayu atau keroncong. Inilah yang membuat Idris berguru kembali ke sejumlah orang yang mengerti tentang teknik permainan alat musik gesek tradisional. Bahkan, ia tidak segan mencari ilmu hingga ke kampung-kampung, termasuk menyempatkan diri belajar ke tukang becak yang kebetulan mengerti tentang musik tradisional.Permainan "biola etnik"-nya itulah yang menjadi modal saat harus melawat ke sejumlah negara untuk mewakili Indonesia. Sebuah teknik permainan biola (Barat) yang mengadaptasi teknik permainan musisi tradisional. Hasilnya terdengar unik, seperti yang bisa kita dengar dalam komposisi Jali-jali atau Bajing loncat.Tentu saja, dengna permainan Idris Sardi, bule-bule musisi luar negeri yang mendengarnya pun dibuat tercengang. (Pernah dimuat di Majalah Intisari Edisi Januari 2012)