Intisari-Online.com -Bruce Lee lahir tahun 1940. Abbas Alizada lahir baru sekitar lima puluh lima tahun kemudian. Keduanya sama-sama menghadapi nasib yang tak ramah. Bruce Lee menghadapi alangan dan berani melawannya, kalau perlu bahkan sampai di pertarungan.
Sebelum film-film Bruce Lee menggebrak dunia, dunia film kungfu sebelumnya dikuasai genre cerita-cerita silat lama. Kekuatannya pada cerita. Penggemar cerita silat dimanjakan dengan versi layar putih dari kisah-kisah yang sudah melegenda; untuk menyebut beberapa contoh: trilogi karya Jin Yong (Chin Yung): To Liong To (Kisah Membunuh Naga), Sia Tiauw Eng Hiong (Pendekar Pemanah Burung Rajawali ), dan Sin Tiauw Hiap Lu (Kembalinya Sang Pendekar Rajawali).
Adegan pertarungannya cukup dibuat cukup enak dipandang, sebagai pelengkap, tapi tak terlalu realistis, seperti juga setting pentasnya. Sang tokoh jagoan mengenakan kostum yang selalu kelihatan bersih. Aktor dan aktrinya selalu tampil bugar, ganteng, cantik dan bersih, bahkan setelah pertarungan. Kostum pendekar wanita biasanya indah-indah, dari kain tipis dan sutera. Dandanan mereka adalah dandanan orang-orang Cina pada abad ke-14, sesuai dengan setting cerita.
Film-film Bruce Lee tampil dengan setting lebih kekinian. Jalan ceritanya sederhana. Adegan perkelahian digarap sangat realistis. Betapa tidak. Bruce lee tidak membutuhkan pemeran pengganti. Malah karena gerakannya terlampau cepat untuk dinikmati lewat kamera, filmnya diputar dengan kecepatan diperlambat! (Baca : ... link artikel intisari-online ...)
Perbedaan paling mengagetkan penonton, ia berkelahi layaknya jagoan sejati. Wajahnya menyeringai, tendangan mautnya mampu menyapu kepala lawan yang jauh lebih tinggi dari pada dirinya, gerakannya amat gesit. Singkat kata, jagoan ala Bruce Lee adalah jagoan yang gahar, jorok, dan karena seringaian yang disertai suara-suara dari mulutnya, juga norak. Pendek kata, tak ada manis-manisnya!
Bruce biasanya melepaskan baju bila akan bertarung. Maka dengan bertelanjang dada, peluhnya justru dipamerkan, akan terlihat tonjolan otot-ototnya, dan perutnya yang six-packed. Lewat film-filmnya Bruce Lee seperti mau mengatakan, “Inilah jagoan kungfu yang sebenarnya.”
Kung fu nya diterima, bahkan disambut meriah oleh publik Asia, kemudian dunia. Baru belakangan Hollywood menyadari bahwa zaman sudah berubah. Lalu lahirlah genre film action yang mengutamakan realitas. Yang jadi pemeran utamanya tak cukup bertampang oke, tapi memang petarung. Lalu muncullah Chuck Norris, Jean-Claude Van Damme, Steven Seagal, Jackie Chan, dst.