Intisari-Online.com -Semuanya berawal dari pengalaman Safeena Husain (43) saat berkunjung ke kawasan India bagian utara bersama sang ayah 15 tahun yang lalu.
Di sana ia menyaksikan sendiri bagaimana para perempuan benar-benar tidak dianggap oleh masyarakatnya.
Ia ingin mengubah paradigma itu, salah satu langkah akhirnya ia tempuh adalah menyekolahkan 80 ribu gadis miskin di pelosok India.
(Baca juga:Hebat, Walau Sudah Berusia 102 Tahun, Dokter Asal India Tetap Buka Praktek 10 Jam Setiap Hari)
Safeena juga sadar bahwa fenomena ini tidak hanya mendera pedalaman India.
Ia ingat, saat menghabiskan masa kecilnya di New Delhi, salah seorang karib keluarganya bilang bahwa pendidikan untuk Safeena tidak akan ada manfaatnya.
“Ia hanya seorang perempuan,” ujar karib itu waktu itu.
Alasan-alasan itu rasanya lebih dari cukup bagi Safeena untuk “membebaskan” kaumnya dari belenggu patriarki.
Tahun 2007 ia mendirikan lembaga nirlaba bernama Educate Girls yang berhasil menyekolahkan 80 ribu gadis yang tinggal di kawasan miskin dan terpencil.
“Angka bertahan murid-murid—berkebalikan dari angka putus sekolah—hingga kelas delapan mencapai 95 persen,” ujar Safeena.
Sebagai informasi, beberapa tahun belakangan, India telah berupaya meningkatkan akses perempuan ke sekolah serta menerapkan undang-undang yang menjamin anak-anak berusia 6 – 14 tahun untuk menikmati “wajib belajar secara gratis”.
Meski demikian, data UNICEF menyebutkan, sekitar 5,9 juta remaja perempuan tidak merasakan bangku sekolah.
Alasannya beragam; mulai dari anak-anak yang harus bekerja, ketiadaan fasilitas untuk anak perempuan, sampai pernikahan dini.
Untuk memuluskan programnya itu, Safeena serta tim mula-mula menetapkan kawasan mana yang dianggap memiliki kesenjangan tinggi dalam hal peluang belajar bagi laki-laki dan perempuan.
Tim tersebut lalu mengumpulkan sukarelawan yang pergi dari satu rumah ke rumah lain di 1.067 desa negara bagian Rajasthan untuk mengetahui alasan para remaja putri tidak bersekolah.
Supaya programnya lebih lancar, Safeena juga melibatkan para pemimpin desa, para orangtua, serta sekolah.
Safeena dan tim juga menyiapkan rencana pendaftaran, menyiasati ganjalan budaya, serta mencari jalan untuk memperbaiki kualitas sekolah.
Dalam tujuh tahun, kesenjangan antara lelaki dan perempuan saat mendaftar turun dari 19 persen menjadi 5 persen.
Saat ini, dengan dukungan dari yayasan serta korporasi seperti Cartier, Vodaphone, dan Deutsche Bank, Educate Girls mengerahkan 4.600 sukarelawan di lima distrik India yang berisi ribuan penduduk.
Mereka pun bekerja sama dengan 7.500 sekolah. Untuk diketahui, dalam banyak kasus, para gadis yang berhasil disekolahkan oleh yayasan Safeena, kebanyakan adalah orang pertama yang mengenyam pendidikan di keluarga mereka.