Benny menyebut membaiknya harga minyak dunia di akhir tahun 2021 lalu disikapi SKK Migas dan KKKS untuk melakukan program kerja yang lebih agresif dan masif, termasuk program pengeboran sumur eksplorasi.
Komitmen pengeboran eksplorasi yang lebih masif terlihat dari program pengeboraan sumur eksplorasi di tahun 2022, mencapai 42 sumur atau tinggi dibandingkan realisasi pengeboran sumur eksplorasi tahun 2021 yang sebanyak 28 sumur.
"Setelah penemuan dari pengeboran sumur Timpan-1 yang dilakukan pada satu struktur, saya mendapatkan laporan Premier Oil akan fokus pada struktur-struktur di area barat yang memiliki play yang sama dengan yang discovery sekarang ini.
"Ini adalah kabar yang menggembirakan, dan optimis kedepannya akan ditemukan lagi cadangan migas di blok ini," imbuh Benny.
Eksplorasi di offshore Aceh sendiri sebenarnya sudah berakhir di tahun 2012, atau 10 tahun yang lalu.
Namun, Premier Oil kembali melakukan eksplorasi setelah melihat potensi yang sangat baik di blok Andaman II.
Pembahasan work, program & budget (WPnB) tahun 2023 sudah di depan mata, sehingga SKK Migas akan mendorong Premier Oil untuk kembali melakukan investasi di blok ini, agara dapat ditemukan discovery di masa mendatang.
"Blok Andaman dekat dengan infrastruktur migas sehingga setiap penemuan di blok ini akan lebih cepat untuk dapat dilakukan komersialisasi.
Mudah-mudahan kedepannya dapat menghidupkan kembali infrastruktur migas di Arun Aceh," terang Benny.
SKK Migas akan segera melakukan koordinasi dengan KKKS Premier Oil terkait penemuan hasil pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1, agar temuan yang ada dapat segera ditindaklanjuti dalam upaya mengkomersialisasikan temuan ini, sehingga akan berdampak positif bagi peningkatan produksi migas nasional.
"Momentum harga minyak dunia yang tinggi dan diprediksikan akan berlangsung dalam waktu yang lama, akan membantu meningkatkan keekonomian dalam pengembangan proyek di hulu migas, sehingga kesempatan ini sudah seharusnya dapat ditindaklanjuti oleh Premier Oil dengan segera melakukan plan of development (POD) atas hasil penemuan tersebut," kata Benny.
Premier Oil adalah anak usaha Harbour Energy, salah satu perusahaan migas dunia negara Inggris dengan participating interest sebesar 40% sekaligus menjadi operator, bp 30%, dan Mubadala Petroleum 30% yang menunjukkan jika potensi hulu migas di Indonesia masih menarik bagi investor asing.
KOMENTAR