Senjata 'Misterius' dari Tanah Liat yang Bisa Keluarkan Api, Populer di Yerusalem selama Perang Salib

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Granat tangan
Granat tangan

Intisari-Online.com- Pada tahun 2016 silam, granat tangan era Perang Salib ditemukan dan diambil dari laut.

Keluarga yang menemukan peninggalan tua itu pun kemudian menyerahkannya kepada Otoritas Purbakala Israel.

Tidak seperti granat modern di zaman sekarang, granat kuno ini terbuat dari tanah liat berat serta memiliki permukaan indah yang timbul.

Granat ini tidak meledak dengan pecahan peluru.

Namun lebih seperti bom Molotov atau granat pembakar.

Sebelum dilemparkan pada musuh, ganat itu terlebih dahulu diisi dengan nafta.

Nafta adalahcairan lengket yang mudah terbakar yang dikenal sebagai api Yunani.

Dilansir dariThe Vintage News,Diego Barkan, seorang arkeolog dari Israel Antiquities Authority (IAA) mengatakan:

"Granat tangan ini digunakan pada era Bizantium dan Islam awal hingga Ottoman."

Diego juga mengatakan bahwa penggunaan granat melibatkan pengisian alkohol guna pemicu nyala sekering.

Diklaim sebagai senjata yang efektif, granat itu sebagian besar digunakan dalam pertempuran laut di mana api akan dengan mudah menghancurkan kapal musuh.

IAA menyatakan bahwa granat ini sangatlah populer di Yerusalem selama Perang Salib, yang berlangsungpada abad 11-13.

Bahkan granat ini juga masih digunakan hingga era Mamluk pada abad 13-16.

Granat itu ditemukan oleh seorang pekerja di pembangkit listrik Hadera di Israel utara.

Bahkan, tak hanya granat, pekerja itu juga menyimpan artefak kuno yang berasal dari 3.500 tahun yang lalu.

Pihak keluarga mengatakan bahwa ia menemukan sebagian besar harta ini saat bekerja di pembangkit listrik yang berada di dekat laut dan telah mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Beberapa penemuan lainnya adalah kepala pisau yang berasal dari Zaman Perunggu, beserta alat penumbuk dan dua mortir yang berasal dari abad ke-11.

"Barang-barang itu tampaknya diproduksi di Suriah dan dibawa ke Israel," kata Ayala Lester, kurator dari Antiquities Authority Israel, dalam sebuah pernyataan.

Sementara para arkeolog percaya bahwa benda-benda logam jatuh ke laut saat berada di kapal pedagang logam pada periode Islam (638-1099).

(*)

Artikel Terkait