Intisari-Online.com – Suatu hari, seorang suami datang mengunjungi ibunya sendirian tanpa anak dan istrinya. Rupanya ada sesuatu yang mengganjal di hatinya mengenai istrinya sehingga ia merasa harus meminta pendapat ibunya.
“Bu saya mau tanya, sesibuk itukah menjadi ibu rumah tangga?” tanya pria itu.
“Kenapa Nak? Kamu ada masalah sama istrimu?” tanya sang Ibu.
“Ya saya bingung Bu, rumah tidak pernah beres, tiap malam mengeluh capek. Sedangkan saya yang kerja tiap hari biasa aja. Yang aneh lagi, Bu, kenapa istri saya tidak pernah berdandan. Padahal itu ‘kan wajib, istri harus terlihat cantik di depan suami. Saya liat ibu kok biasa saja tidak pernah sesibuk istri saya.”
“Nak, dengar ibu baik-baik. Pekerjaan ibu rumah tangga memang tidak banyak hanya berkutat pada membersihkan rumah, memasak, dan menggurus anak. Tapi ketahuilah, pekerjaan itu sungguh menguras tenaga dan pikiran. Coba lihat mana pernah istrimu mengerjakan suatu pekerjaan sampai selesai? Yang istrimu lakukan pasti mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu, karena apabila tidak seperti itu, maka tidak akan selesai-selesai.”
“Tetapi Bu, kenapa rumah jarang sekali rapi?”
“Karena istrimu lebih memprioritaskan anakmu daripada segalanya. Sedangkan pekerjaan mengurus anak memang sangat menyenangkan, tetapi membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang ekstra agar anakmu tidak jatuh, tidak menangis, dan mendapatkan perhatian yang cukup dari ibunya. Jadi pantaslah kalau tiap hari istrimu mengeluh capek. Tetapi sesungguhnya hanya di bibir saja dia mengeluh capek karena sebetulnya dia hanya memancingmu untuk meminta sedikit perhatianmu di waktu senggangnya ketika buah hati kalian telah tertidur pulas.”
“Tetapi Bu, tidak sempatkah dia merawat dirinya sebentar saja. Dulu saja sering sekali luluran, facial, atau ke SPA.”
“Hahahaha… Anakku, anakku… Sejatinya seorang wanita itu sangat suka dimanja. Tidak ada wanita manapun yang menolak untuk facial, luluran, apalagi SPA. Tapi kembali lagi, ketika istrimu baru saja membuka perlengkapan tempurnya, yaitu kosmetik, tiba-tiba terdengar anakmu menangis dan akhirnya tidak jadilah ia merawat diri. Jangankan luluran, bagi seorang ibu rumah tangga yang punya anak kecil, guyuran air mandi saja sudah menjadi obat bagi capek yang dia rasakan.
Jadi, jangan sekali-kali kau banding-bandingkan istrimu dengan teman kerjamu atau wanita lain yang terlihat begitu cantik dengan polesannya. Ia sudah berkorban merelakan waktu yang paling dia senangi untuk mengurus anakmu dan kamu sebagai suaminya. Kamu melihat ibu biasa saja karena memang anak ibu sudah besar-besar. Begitu juga dengan istrimu nanti ketika anak kalian sudah besar, istrimu akan lebih memperhatikan dirinya dan merawat diri lagi.
Ingat ya Nak pesan Ibu ini, bersabarlah! Jangan sampai kau tergoda dengan perempuan lain hanya karena istrimu tidak berdandan. Sayangi istrimu, luangkan sedikit waktu untuk mengusir kelelahannya, dan kepenatannya, yaitu dengan memanjakannya. Wajar istrimu mengeluh karena ingin mendapatkan perhatian, pengertian dan kasih sayangmu.”
Mari, para suami, kita renungkan, masihkah menganggap bahwa istri buang-buang waktu di rumah? Masihkah menganggap bahwa ia malas berdandan untuk menyenangkan Anda? Rumah tangga adalah kerja sama dari kedua belah pihak, kerja sama untuk membangun keluarga yang kokoh dengan anak-anak baik dan manis, juga kerja sama untuk saling membahagiakan satu sama lain. Pria bekerja untuk menyempurnakan derajat lelakinya, agar bahagianya dapat dibagi kepada pasangannya. (KBS)