Intisari-Online.com – Afirmasi sering digunakan untuk memprogram ulang pikiran kita. Selama ini kita telah terprogram, bahwa afirmasi adalah kalimat yang kita pilih secara khusus untuk kita baca berulang-ulang, seperti layaknya mantra, agar dapat mempengaruhi pikiran kita. Dengan demikian diharapkan akan terjadi perubahan pada diri kita.
Kita, selama ini, jarang memperhatikan pilihan kata yang kita gunakan saat berkomunikasi. Coba renungkan, bagaimanakah pola komunikasi Anda selama ini? Apakah saat suatu bentuk pikiran (thought) muncul di pikiran, (mind) Anda langsung bicara, ataukah Anda memperhatikan dengan saksama pilihan kata yang akan Anda gunakan?
Mengapa perlu hati-hati memilih kata? Setiap kata mempunyai kekuatan dalam memprogram pikiran kita. Kata adalah afirmasi yang sangat dahsyat efeknya. Kata yang kita gunakan, secara sadar atau tidak, menentukan level dan kualitas berpikir kita. Apa yang keluar dari mulut seseorang menentukan kualitas kepribadiannya.
Bangkitkan emosi
Coba rasakan di hati Anda, apa perasaan yang muncul saat berkata, "Cinta", "Sukses", "Bahagia", "Kasih Sayang", "Tenang", "Indah", "Damai", "Pengorbanan", "Benci", "Bangsat", "Jahanam", "Diperkosa". Bisakah Anda merasakan bedanya? Coba Anda baca satu kata lalu tutup mata Anda dan ulangi kata itu di dalam hati.
Bila dilakukan sungguh-sungguh maka di hati Anda pasti akan muncul perasaan yang sejalan dengan kata yang diucapkan.
Pertanyaannya: mengapa hanya dengan mengucapkan suatu kata kita langsung merasakan suatu emosi? Pikiran bekerja bukan berdasarkan kata-kata, melainkan dengan menggunakan gambar. Saat suatu kata kita ucapkan atau pikirkan, maka pikiran akan langsung mengubah kata itu menjadi suatu gambar, di dalam pikiran kita, yang sejalan dengan pengalaman hidup kita yang berhubungan dengan kata itu.
Ambillah kata "Cinta". Saat mengucapkan atau memikirkan kata itu maka pikiran kita akan mengubahnya menjadi gambar ayah atau ibu, istri atau anak, pacar, gambar hati, hari pernikahan, saat-saat indah pacaran, atau mungkin mantan kekasih. Selanjutnya gambar ini membangkitkan emosi yang terkait dengannya. Selanjutnya emosi ini akan membangkitkan emosi lainnya. Demikian selanjutnya.
Perkaya kosa kata
Sekarang coba rasakan bedanya efek kata "Mati", "Tewas", "Wafat", "Mangkat", "Meninggal", dan "Mampus". Meskipun semuanya mempunyai makna yang sama namun efeknya di pikiran dan perasaan berbeda. Dengan memahami dan menyadari bahwa setiap kata mempunyai pengaruh begitu dahsyat, maka kita harus sungguh hati-hati memilih kosa kata. Apalagi bila dirangkai menjadi kalimat, efeknya jauh lebih dahsyat.
Kalimat seperti "Yekti membunuh Hendra, lalu memotong suaminya itu menjadi 17 bagian", akan memberi efek perasaan negatif yang lebih kuat bila setiap kalimat dibaca dengan sungguh-sungguh dan menggunakan intonasi atau tekanan suara. Perasaan negatif perlu dinetralisasi dengan perasaan positif dengan membaca "Cinta kasih Ibu begitu tulus, hangat, dan tanpa syarat mengisi relung hati dan jiwaku, menguatkan dan sekaligus meneguhkan hatiku. Terima kasih Ibu".
Setiap kata atau kalimat yang membangkitkan emosi negatif, harus kita hindari. Sebab emosi negatif bersifat sebagai lintah energi, yang akan menguras energi psikis kita. Emosi, baik positif maupun negatif, akan semakin kuat bila sering diakses atau dirasakan.
Karena itu, pertama, pilihlah kosa kata dengan saksama dan bijak, yang memiliki efek positif. Bila terpaksa, nyatakanlah kata negatif dengan cara positif. Misalnya Anda merasa tersinggung. Daripada berkata "Saya tersinggung dengan pernyataan Anda" akan lebih positif bila dikatakan "Saya kurang setuju dengan pernyataan Anda". Kalimat kedua lebih positif karena tingkat intensitas emosinya lebih rendah, juga lebih intelek.
Kedua, kurangi atau hindari sama sekali membaca berita-berita negatif. Ketiga, hindari berita televisi yang negatif. Keempat, menghindari kawan atau lingkungan yang negatif, yang pasti banyak menggunakan kosa kata negatif.
Selain itu, perbanyak pemakaian kosa kata positif yang mempunyai efek kuat. Rasakan bedanya kalimat ini, "Pikiran saya tenang" dan "Pikiran saya damai", "Saya suka baca buku" dan "Saya sangat menikmati membaca buku". Juga, kembangkanlah perbendaharaan kosa kata Anda, agar semakin baik kemampuan Anda mengutarakan isi hati dan pikiran. Maka Anda akan semakin efektif dalam melakukan afirmasi, berkomunikasi dengan diri sendiri maupun dengan orang lain, yang tentunya berpengaruh dalam memprogram pikiran Anda sendiri. (Adi W. Gunawan – Intisari Maret 2009)