Intisari-Online.com – Alkisah, hiduplah seorang tua yang sangat saleh. Saat ia harus melakukan perjalanan ke kota lain dengan banyak bagasi, ia memutuskan untuk melakukan perjalanan dengan kereta api. Ketia ia membeli tiket, ia terkejut ternyata penjaga loket adalah kenalan lamanya.
Penjaga loket itu menyambut dengan gembira orang tua itu dan berkata, “Jangan repot-repot membayar bagasi Anda. Saya akan berada di kereta yang sama, jadi saya akan memastikan tidak ada pertanyaan untuk Anda.”
Orang tua yang jujur itu kemudian bertanya kepada penjaga loket seberapa jauh ia akan bepergian. Penjaga loket tiket mengatakan kepadanya nama stasiun berikutnya tempatnya berhenti. Orang tua, yang telah melakukan perjalanan jauh itu, menjawab, “Dan siapa yang akan menemani saya setelah itu?”
Si penjaga loket menjawab, “Saya akan menginstruksikan penjaga berikutnya untuk membiarkan Anda bepergian tanpa masalah.”
Orang tua itu bertanya lagi, “Seberapa jauh penjaga akan mengawal saya melewati stasiun-stasiun berikutnya?”
Si penjaga loket itu menjawab, “Ia akan menemani Anda hingga akhir perjalanan.”
Orang tua itu sekarang berkata, “Tapi perjalanan saya tidak akan berhenti di situ.”
Penjaga loket sekarang ganti bertanya, “Seberapa jauh Anda akan melakukan perjalanan?”
Orang tua itu menjawab, “Saya harus melampaui semua stasiun di dunia ini. Setelah kematian saya akan pergi untuk melihat Tuhan. Lalu, siapa yang menjaga dan menemani di sana dan membantu saya melewati di sana?”
Penjaga loket itu tidak bisa berkata-kata lagi.
Orang tua itu kemudian menjelaskan kepada penjaga loket bahwa kereta itu bukan milik si penjaga loket, jadi ia tidak memiliki wewenang agar orang tua itu dapat membawa bagasi berlebih tanpa membayar ongkos yang sebenarnya.
Katanya, “Saya mungkin bisa saja dengan cerdik menghindari peraturan dan menipu pihak berwenang di dunia ini, tapi saya tidak akan bisa menipu Tuhan.”
Penjaga loket itu menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada orang tua itu.