Bagaimana Mengatasi Rasa Iri Hati?

K. Tatik Wardayati

Editor

Bagaimana Mengatasi Rasa Iri Hati?
Bagaimana Mengatasi Rasa Iri Hati?

Intisari-Online.com – Alkisah, hiduplah dua anak laki-laki, Manda dan Kesha, di sebuah desa. Mereka berasal dari keluarga miskin dan berangkat sekolah bersama-sama. Manda selalu mengucapkan nama Tuhan secara teratur. Ia cerdas, selalu gembira, dan senang membantu. Kesha seorang yang malas dan tidak bahagia, ia selalu iri pada Manda. Ia sering jengkel pada Manda dan berharap mendapatkan celaka.

Suatu hari, Manda kembali dari sekolah ketika ia melihat seorang anak tergeletak terluka dan pingsan di tengah jalan. Ia membantu anak itu dan membawa ke rumahnya. Setelah sampai di rumah, ia membersihkan dan membalut luka anak itu. Manda kemudian membeli beberapa pakaian baru dengan meminjam uang dari ibunya dan mengganti pakaian anak yang robek itu dengan yang baru.

Setelah beberapa waktu, anak itu tersadar dan mengambil hikmat atas bantuan yang tepat waktu dari Manda. Ia menceritakan kepada Manda tentang kecelakaan yang dialaminya saat kudanya liar dan melemparkannya. Setelah ia makan makanan yang dimasak oleh Ibu Manda, ia berterima kasih kepada mereka dan pulang ke rumah.

Anak itu ternyata seorang pangeran. Setelah kembali ke istana, ia menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada ayahnya, yaitu Sang Raja. Keesokan harinya, Raja memanggil Manda ke istananya dan mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Raja menghujani Manda dengan banyak hadiah berharga, termasuk pakaian bagus, uang, dan sebuah rumah untuk tinggal.

Ketika Kesha mendengar hal itu, ia begitu iri hingga tidak dapat tidur malam itu. “Aku harus menyenangkan raja agar mendapatkan lebih dari apa yang Manda lakukan,” hanya itu satu-satunya yang dipikirkan Kesha. Ia ingin memiliki hadiah lebih banyak dan lebih baik daripada Manda. Ia berpikir jika Raja senang dengan pakaian sederhana dan makanan yang diberikan Manda kepada pangeran, maka jubah kerajaan dan makanan lezat akan lebih menyenangkan bagi Raja.

Keesokan harinya, Kesha meminta sejumlah besar uang dari ayahnya. Dengan semua uang yang ia punya, Kesha langsung pergi ke pasar dan membeli jubah mahal dan makanan lezat untuk sang Pangeran. Kemudian, ia pergi ke istana Raja dan menawarkan hadiah itu untuk sang Pangeran.

Raja tidak mengerti mengapa seorang anak desa memberikan hadiah kepada anaknya, sehingga ia meminta menteri yang bijaksana untuk menanyakan dan menasihatinya tentang hadiah yang cocok diberikan sebagai imbalan. Menteri bijaksana itu pun berbicara dengan Kesha dan mengetahui bahwa ternyata rasa iri hati yang membuat Kesha memberikan hadiah kepada sang Pangeran. Ia kemudian berkata kepada Raja, “Ya, Tuanku, Anda telah memberikan hadiah mahal kepada Manda, anak desa, atas pakaian yang sederhana dan makanan yang telah diberikannya kepada Pangeran. Jadi, sekarang Anda dapat memberikan anak ini beberapa pakaian sederhana dan makanan sebagai imbalan atas hadiah yang mahal.”

Ketika Kesha melihat hadiah yang biasa saja, ia merasa patah hati dan kembali ke rumah dengan sedih dan marah. Ketika ia bertanya kepada ayahnya mengapa Raja memperlakukannya tidak adil, ayahnya menjelaskan bahwa Raja telah menghargai Manda atas sikapnya yang tidak mementingkan diri sendiri dan bukan karena hal-hal yang telah diberikan Manda kepada Pangeran.