Intisari-Online.com – Malam itu gelap dan berawan. Lolongan aneh dan suara menakutkan terdengar di kejauhan. Setiap gemerisik di semak-semak itu menakutkan. Sendirian, seorang pelancong lelah melintasi hutan lebat. "Terus bergerak secepat yang Anda bisa," ia sudah diperingatkan. "Waspadalah setiap detik. Apa pun yang Anda lakukan, jangan tertidur, karena hutan penuh pemakan manusia yang akan keluar untuk mendapatkan darah Anda. " Pria itu merasa pada titik kelelahan yang amat sangat. Ia merasa tidak bisa lagi melanjutkan perjalanannya. Ia bersujud ke tanah dan berdoa, “Ya Tuhan, aku tidak bisa terus terjaga lagi. Engkau terjaga sepanjang waktu. Sepenuhnya aku percaya dan menyerahkan diri ke dalam tanganMu. Tolong, jagalah aku sementara aku tidur.”
Setelah berkata demikian, pria itu pun tertidur.
Ketika ia terbangun, siang hari cerah di sekelilingnya. Di kehangatan matahari pagi, ia melihat seorang pria berdiri menjaga di sampingnya, dengan senjata pistol.
“Siapa Anda, Pak?” tanya pelancong itu heran. “Bagaimana mungkin Anda berada di sini di sudut tersembunyi hutan ini, menjaga tempat di mana aku tidur?”
“Saya sedang lewat hutan itu saat larut malam, ketika saya berlari melintasi Anda, saya lihat Anda tidur nyenyak,” jawab orang asing itu. “Saya pikir, Anda mungkin tidak menyadari bahaya tempat ini. Jadi saya memutuskan untuk menunggu di sini dan berjaga-jaga saat Anda tidur.”
“Terima kasih, ya Tuhan!” seru pelancong itu, dengan air mata syukur mengalir di pipinya.
Iman kepada Tuhan melindungi kita bahkan dalam situasi yang sudah putus harapan. Mari mengingat terus nama Tuhan dengan menyebut nama-Nya berulang-ulang, cara yang pasti untuk membangun iman kita.