Intisari-Online.com – Bertahun-tahun Pak Sastro mengeluhkan gangguan kesehatannya. Belum diketahui pasti apa penyebabnya, yang jelas telinganya selalu berdenging. Deritanya semakin bertambah lantaran setiap kali matanya berdenyut-denyut seolah mau melotot.Dokter pertama yang didatangi menyarankan implantasi saluran pengering cairan di telinganya. Namun setelah dilaksanakan, kondisinya tidak berubah. Dokter kedua merekomendasikan operasi rekonstruksi struktur tulang hidung. Setali tiga uang. Hasinya nihil.
Sebagai jutawan, Sastro tidak menyerah begitu saja. Untuk mendapatkan third opinion, ia mendatangi dokter ketiga yang lebih ahli. Di luar dugaan, penjelasan yang diterimanya amat mengejutkan. “Maaf, usia Pak Sastro tinggal setahun lagi. Saya tidak mampu berbuat banyak.”
Prediksi dokter terakhir ini tak pelak mempengaruhi spirit hidup Sastro. Setengah pasrah, ia ingin menikmati sisa usia dengan sebaik-baiknya. Ia lalu menyewa sebuah kapal pesiar mewah untuk berkeliling dunia bersama istri, sanak keluarga, serta para kolega bisnisnya. Sebagai persiapan ia memesan 15 setelan jas dan pakaian terbaik di sebuah penjahit terkenal di kotanya.
Sesuai prosedur standar, sang penjahit datang ke rumah Pak Sastro untuk mengukur badan. Sambil melingkarkan meteran si penjahit berujar, “Lengan 35, kerah leher …..”
”Biasanya saya 16,” potong Pak Sastro begitu penjahit mau mengukur leher.
“Tapi Pak! Ukuran leher Bapak 18,” jawab sang penjahit.
“Pasti Anda salah ukur,” jawab Sastro, “Selama ini saya selalu memakai kerah ukuran 16.”
“Wah! Saya tak bisa membayangkan,” jawab si penjahit. “Kerah yang kekecilan menyebabkan aliran oksigen dari otak menjadi tersumbat. Akibatnya, telinga Anda pasti berdenging dan mata Anda akan tertekan ke luar seperti mau copot.”
“Hah?!,” sergah Pak Sastro. (Intisari)