Untuk Apa Membawa Beban Sepanjang Waktu?

K. Tatik Wardayati

Editor

Untuk Apa Membawa Beban Sepanjang Waktu?
Untuk Apa Membawa Beban Sepanjang Waktu?

Intisari-Online.com – Alexis Carrel seorang ahli bedah kelahiran Lyons, Prancis, pejuang militer, sekaligus ilmuwan yang pernah mengilhami Charles Lindbergh dalam ilmu penerbangan, dikenal sebagai pekerja keras.Meski demikian pemenang Nobel Kedokteran 1912 ini tetap menyarankan agar kita mencari waktu untuk ngaso(istirahat) di tengah sempitnya kesempatan. Menurutnya, sebaiknya kita istirahat dan menghibur diri dengan berbagai cara sehingga istirahat dan hiburan tersebut tidak menimbulkan kelelahan baru.

Manfaat ngaso bermacam-macam. Hari ini seorang profesor memulai kuliahnya dengan mengangkat sebuah gelas kaca penuh air di depan para mahasiswanya. “Berapa berat gelas ini?” Jawaban mahasiswa beragam, “Mungkin 100 gram, 150 gram, ¼ kg.”

“Saya sendiri juga tidak tahu, kecuali kalau saya menimbangnya lebih dulu,” ujar sang profesor kalem, “Pertanyaannya adalah, apakah yang akan terjadi kalau saya memegang gelas ini selama beberapa menit?”

“Tidak akan terjadi apa-apa,” jawab seorang mahasiswa.

“Kalau saya memegangnya selama satu jam?”

“Paling-paling tangan Anda akan kaku dan capek.”

“Bagaimana kalau saya memegang gelas ini selama satu hari?”

“Tangan Anda akan kebas, otot-otot lengan menjadi kaku dan tegang. Kemungkinan terburuk bisa lumpuh.”

“OK. Apakah selama itu berat gelas bertambah?”

“Oh, tidak.”

“Lantas, apa yang menyebabkan tangan saya sakit?”

Suasana kelas berubah hening. Tiba-tiba ada yang nyeletuk, “Kalau gitu, letakkan saja gelas itu di meja.”

“Tepat!” kata profesor. Beban hidup kita sama seperti itu. Kalau sebuah masalah kita pikirkan dalam beberapa menit, beberapa jam, masih OK. Namun kalau berhari-hari, berbulan-bulan terus dipikirkan sudah pasti akan membuat kita sakit.

Memang penting memikirkan problem hidup. Namun jauh lebih penting kalau bisa “meletakkan” problem itu sebelum kita tidur. Agar esok hari segar kembali untuk mencari jalan keluarnya. (Intisari)