Intisari-Online.com – Seorang petugas ditugaskan di sebuah kantor cabang. Ia menemukan bahwa di kantor itu penuh dengan dokumen yang tidak berguna. Ia lalu menulis surat kepada kantor pusat meminta izin untuk menghancurkan kertas-kertas dokumen yang tidak berguna.
Balasan resmi dari Kantor Pusat diterima dengan segera. Isi suratnya bernada demikian, “Anda diberikan izin untuk menghancurkan kertas di kantor, tetapi pastikan sebelum dibuang, buat dahulu dua salinan dari setiap dokumen. Satu salinan harus disimpan di kantor Anda dan yang lainnya sepatutnya dikirim ke Kantor Pusat.” Perintah resmi itu justru mengalahkan tujuan dasar dari permintaan sebelumnya.
Situasi yang sama muncul ketika kita berpura-pura memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain dengan setengah hati. Insiden kita mencoba untuk melupakan mungkin muncul kembali dalam pikiran kita dengan intensitas yang lebih besar dan berkembang biak permusuhan dan perasaan sakit.
Maka, kita harus berdoa untuk kasih dari Tuhan agar bisa mengampuni dan melupakan tindakan orang lain kepada kita. Dengan kasih dari Tuhan dan upaya yang tulus, kita bisa memafkan kesalahan orang lain sepenuh hati dan melupakan untuk selama-lamanya.