Mengendalikan Selera Makan demi Dapat Mengendalikan yang Lain

K. Tatik Wardayati

Editor

Mengendalikan Selera Makan demi Dapat Mengendalikan yang Lain
Mengendalikan Selera Makan demi Dapat Mengendalikan yang Lain

Intisari-Online.com – Gilbert Keith Chesterton dan George Bernard Shaw, adalah dua penulis modern Inggris. Chesterton berperawakan sangat gemuk dan sangat menyukai makan. Sementara, Shaw adalah seorang vegetarian yang ketat, dengan perawakan sangat tipis dan ramping.

Cerita berlanjut ketika Chesterton pernah berkata kepada Shaw, “Melihat Anda, orang akan berpikir ada kelaparan di Inggris.”

Shaw menjawab, “Melihat Anda, mereka akan berpikir Andalah penyebabnya!”

Pada suatu pertemuan, pemimpin mengumumkan bahwa sesi berikutnya adalah bagian terbaik dari pertemuan, yaitu: makan! Segera para anggota bergegas ke ruang makan dengan senang hati.

Makanan merupakan kebutuhan dasar setiap makhluk hidup. Tuhan telah menyediakan sumber daya yang cukup di bumi untuk kebutuhan setiap manusia, tetapi tidak untuk keserakahan. Sementara, beberapa orang yang kurang mampu yang terkena kemiskinan tetap dan sering kelaparan, namun banyak orang kaya menderita gangguan terkait dengan makan berlebihan seperti obesitas. Terlalu banyak makan dan kurangnya aktivitas adalah penyebab utama obesitas yang dapat menyebabkan penyakit yang sangat serius seperti jantung, diabetes, dan stroke.

Ada sebuah kisah tentang seseorang yang mengeluh kepada dokter bahwa ia tidak merasa lapar selama sekitar satu jam setelah makan. Untuk mengurangi berat orang obesitas, dokter meresepkan dua potong roti di pagi hari dan satu di malam hari. Pasien mencari sebuah klarifikasi apakah roti harus dimakan sebelum makan biasa atau setelah itu.

Kebanyakan makan atau kerakusan bisa menjadi sebuah dosa. Kita harus mengendalikan selera kita tetapi tidak harus membuat selera yang mengontrol kita. Jika kita gagal mengontrol kebiasaan makan berlebihan, kita juga mungkin gagal untuk mengontrol kebiasaan buruk lain seperti kecanduan, kemarahan, kesombongan, iri hati, keserakahan, nafsu, dan kemalasan.

Tuhan telah memberi kita makanan lezat dan bergizi. Kita mungkin menikmatinya, tetapi hanya dalam porsi yang moderat, menggunakan jumlah yang tepat. Mari kita berkorban untuk memberi makan orang miskin dan lapar di sekitar kita. Praktik kesederhanaan dan puasa sesekali meningkatkan kesehatan fisik, mental, moral, emosional, dan spiritual.