Majalah Kecil Yang Menerobos Dinding Waktu (1973-1983)

Lily Wibisono

Editor

Majalah Kecil Yang Menerobos Dinding Waktu (1973-1983)
Majalah Kecil Yang Menerobos Dinding Waktu (1973-1983)

Intisari-Online.com -17 Agustus 1963 – 17 Agustus 2013, 50 tahun, setengah abad. Itulah MajalahIntisari.Simak “perjalanan hidupnya”dalam rangkaian artikel “Majalah Kecil Yang Menerobos Dinding Waktu”.1973

Walaupun politik isolasi telah dihapus dan banyak majalah luar negeri masuk, dan majalah-majalah dalam negeri tumbuh “seperti jamur”, tiras Intisari yang pada awal terbitnya 10.000 pada tahun 1973 telah berkembang berlipat-lipat ganda. Sebuah pencapaian luar biasa.

Penjilidannya dibuat agar lebih awet karena mempertimbangkan bahwa Intisari dibaca oleh seluruh keluarga dan agar awet disimpan.

Nugroho Notosusanto masih setia menulis kali ini artikelnya mengisahkan pengalaman napak tilas rute gerilya Panglima Besar Jendral Soedirman. ”Kalau Pak Harto Kedatangan Tamu Agung?” adalah liputan ke dalam rahasia dapur Istana Negara dengan salah satu narasumber Joop Ave, Kepala Rumah Tangga Istana selama Soeharto berkuasa.

Slamet Soeseno berkisah tentang gula “Gula Apa yang Anda Pakai?” Seluk-beluk gula glukosa, sukrosa, gula jawa, gula aren, yang dapat saja menjadi tulisan ilmiah yang membosankan, di tangan Slamet Soeseno menjadi obrolan ringan yang renyah tapi amat informatif dan tetap ilmiah! Misalnya, tahukah Anda bila menggula-i (bukan menggulai) ampyang kacang harus dipakai gula merah, gula aren atau gula batok, supaya rasanya tidak menggigit di tenggorokan? Tapi untuk getuk lindri, baru pakailah gula pasir.

Sangat mengagumkan caranya “mendongeng” tentang mekanisme penyakit diabetes di hlm 76. Upaya untuk menemukan penulis yang dapat menyampaikan fakta ilmiah semudah dan serenyah Slamet Soeseno sampai kini belum berakhir.

1983

Sepuluh tahun berlalu lagi, Agustus 1983, Intisari masih ber-tagline: “majalah bulanan untuk umum”, dengan logo dipindahkan ke atas. Harga sudah dicantumkan: Rp800,00. Perubahan di masthead: muncul nama Redaktur Pelaksana Helen Ishwara. Dr. Ben Mboi yang menuliskan pengalamannya terjun payung di Irian Jaya di Intisari no. 1, pada tahun 1983 adalah Gubernur NTT.

Liem Bian Kie saat itu dikenal sebagai Jusuf Wanandi, Direktur Eksekutif CSIS. Soe Hok Djien (Arief Budiman) yang menulis pengalaman di Bali di nomor-nomor awal Intisari, pada saat ini sudah dikenal sebagai kolumnis berpengaruh dan dosen di Universitas Kristen Satya Wacana.

Intisari yang tampil dalam rubrik-rubrik sudah tertata. Iklan-iklannya beragam dari penerbangan sampai arloji, rokok, pisau cukur, obat-obatan dan film kamera. Kartunis-kartunis selama 20 tahun dikisahkan. Bisono, yang kemudian menjadi dokter bedah plastik terkenal, Dwi Koendoro “bapak” Panji Koming dan Pailul, GM Sudarta, “bapak” Oom Pasikom, Yahyono, dll.

(Bersambung)