Intisari-Online.com - Kasus positif dan suspek cacar monyet telah mencapai lebih dari 300 dalam jangkauan global.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengusulkan untuk bekerja sama dengan ICMR - Institut Nasional Virologi India (ICMR-NIV) untuk menguji kasus cacar monyet yang dicurigai sudah menyebar ke Asia Tenggara.
Menurut The Hindu Times, Jumat (27/5/2022), ICMR-NIV adalah unit pengujian yang mendeteksi kasus pertama infeksi SARS-CoV-2 di negara tersebut dan kemudian mengisolasinya.
Kantor WHO di India meminta laboratorium ini untuk memperluas cakupan pengujian diagnostik.
Tindakan itu dilakukan untuk mendukung negara-negara tetangga di Asia Tenggara ketika ada kasus yang dicurigai.
Menurut WHO, Asia Tenggara menyumbang seperempat dari populasi dunia, 40% dari penduduk miskin global, dan sekitar 30% dari beban penyakit global.
Di banyak negara, kapasitas untuk menguji, mendiagnosis, dan mengendalikan patogen yang muncul terbatas.
Menurut Direktur ICMR-NIV Priya Abraham, ini bukan pertama kalinya India memperluas dukungan pengujiannya ke negara-negara di kawasan itu.
"Kami melakukannya untuk Covid-19. Untuk cacar monyet, kami telah sepakat untuk mendukung dan akan menunggu permintaan resmi dari negara-negara yang membutuhkan."
Dr Abraham mengatakan India belum mendeteksi kasus cacar monyet, tetapi mengatakan wabah ini sifatnya tidak biasa.
"Saat ini kami menerapkan kebijakan wait and see. Ada dua kelompok lab di lembaga yang siap melakukan tes," tambahnya.
Dalam briefing online pada 26 Mei, Maria Van Kerhove, ahli epidemiologi senior WHO, mengatakan bahwa cacar monyet kini telah menyebar ke lebih dari 20 negara dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR