Intisari-Online.com - Hari Sabtu (23/11/2013) grup Siloam Hospitals meluncurkan Yayasan Detak Jantung, yang didirikan untuk melengkapi operasional Siloam Heart Institute yang baru berdiri setahun.
Pusat layanan jantung terpadu ini menambah lagi jumlah layanan jantung terpadu yang sudah ada di Jakarta, seperti Pusat Jantung Nasional harapan Kita, Pelayanan Jantung Terpadu RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, dan layanan jantung di tempat-tempat lain.
Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, tahun lalu melayani 3000 pasien jantung koroner, jenis gangguan jantung terbanyak yang dilayaninya tahun lalu (Suara Pembaruan, 2 Februari 2013).
Dr. Maizul Anwar, Ketua Siloam Heart Institute, memperkirakan dari semua kasus penyakit jantung di Indonesia, 40-50% nya memang kasus penyakit jantung koroner (PJK). Tetapi kita masih sangat kekurangan fasilitas untuk menangani masalah PJK yang memerlukan tindakan bedah.
Fasilitasnya kurang, tetapi penderitanya terus bertambah. Data WHO 2013 menyebutkan penyakit tidak menular (penyakit jantung, stroke, kanker, penyakit saluran pernapasan kronis, dan diabetes) adalah penyebab utama kematian di dunia saat ini.
Karena perawatannya makan waktu dan menghabiskan banyak biaya, penyakit-penyakit ini juga penyebab pemiskinan.
WHO menyebutkan bahwa faktor-faktor penyebab penyakit di atas dapat dikendalikan: rokok, konsumsi alkohol berlebihan, berat badan berlebih atau obesitas, kurang olahraga, tekanan darah tinggi, kolesterol dan kadar gula tinggi. Solusinya mudah dan murah, asal dilaksanakan secara terpadu dalam tingkat negara.
Bagaimana dengan negara kita? Mengenai rokok, menurut data WHO 2008 saja jumlah pengguna di Indonesia sudah menduduki nomor 3 dunia. Sampai sekarang rokok tetap eksis di negara kita, bahkan dibiarkan mengakrabi dunia kaum muda.
Pola makan sehat, sudah dimahfumi banyak orang. Malah jargon “sehat”, ‘tidak berkolesterol” termasuk salah satu jargon marketing yang ampuh. Namun, menu gorengan baik yang disajikan di resto, kafe, restoran cepat saji, maupun kelas pinggir jalan tidak berkurang juga penggemarnya.
Olahraga memang semakin dibicarakan dan dikampanyekan. Namun belum ada survei mendalam tentang berapa persen dari pelaku olahraga di masyarakat kita yang melakukannya dengan cukup serius dan konsisten sampai memberi pengaruh pada kesehatannya.
Agar suatu pengetahuan meningkat menjadi tindakan nyata, dibutuhkan sebuah “pintu kecil nan sempit” bernama niat. Dengan niat yang cukup, kita pasti mampu menjaga kesehatan kita (termasuk jantung), juga … menyelesaikan seabrek masalah lain. Tak percaya? Mari buktikan.