Intisari-Online.com - Sulitnya kehidupan di zaman kolonial Belanda membuat masyarakat Indonesia menempuh berbagai macam upaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hal inilah yang menyebabkan munculnya berbagai macam pekerjaan, salah satunya sebagai pramuria bagi para wanita.
Tersebutlah seorang pramuria 'nyai penghibur' kelas atas zaman kolonial bernama Fientje de Feniks.
Fientje de Feniks lahir di Batavia tahun 1893, namun tak ada silsilah keluarga yang jelas dari mana ia berasal.
Fientje yang saat itu masih menginjak usia remaja (19 tahun) sudah harus terjun ke dunia malam menjadi pramuria karena kesusahan cari makan di zaman penjajahan.
Ia lantas bekerja di rumah bordil milik seseorang bernama Umar.
Parasnya yang cantik membuat Fientje sangat dikenal sebagai wanita penghibur kelas atas di Batavia.
Banyak pria-pria di masa itu sangat tergila-gila dengan Fientje yang dijuluki sebagai Primadona pramuria tercantik di zamannya.
Pelanggannya siapa lagi kalau bukan para petinggi 'Kompeni' yang berkocek tebal, salah satunya Kompeni Tuan Besar Belanda bernama Gemser Brinkman.
Brinkman adalah anggota Societeit Concordia yang merupakan kalangan sosial petinggi Belanda berpengaruh di nusantara.
Brinkman menjadi pelanggan setia Fientje.
Karena sering bertemu dengan Fientje, Brinkman kemudian menaruh perasaan kepadanya.
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR