AS mengirimkan helikopter Mi-17 yang telah dibelinya untuk Afghanistan tetapi tidak pernah dikirim karena runtuhnya tiba-tiba pemerintah yang didukung Barat tahun lalu.
Kemudian Inggris mengirimkan ribuan rudal anti-tank ke negara itu menjelang operasi militer Rusia skala besar yang diluncurkan pada akhir Februari.
London juga telah menyetujui paket tambahan persenjataan berat untuk Kiev, yang meliputi senjata anti-pesawat, berbagai macam rudal, drone, dan berbagai kendaraan lapis baja.
Sementara Moskow telah berulang kali mendesak Barat agar tidak "memompa" Kiev dengan persenjataan.
Pejabat tinggi mengakui konflik telah berubah menjadi "perang proksi" yang dilancarkan NATO melawan Rusia.
Namun, pasokan yang berkelanjutan hanya akan memperpanjang konflik daripada mengubah hasilnya, Moskow memperingatkan.
Rusia menyerang negara tetangga tersebut menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Perancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Sementara Kyiv menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR