“Mereka telah ditarik ke bergabung dengan NATO sejak 1990-an, ketika kemunculannya dengan program perdamaian diluncurkan.”
Sejak itu, seluruh elit politik dan militer negara-negara ini telah sepenuhnya berubah menjadi pro-Barat dan pro-Amerika.
"Mereka bahkan tidak berpikir untuk menyembunyikan keinginan untuk memperluas lingkup pengaruh mereka ke semua benua. Tentu saja, ini mengkhawatirkan Beijing."
Leonkov menambahkan bahwa China memandang ekspansi NATO sebagai ancaman ekonomi juga.
Beijing mengamati dengan cermat bagaimana Amerika Serikat, dengan dalih bantuan militer ke Ukraina, memaksa sekutu Eropa untuk menyerahkan senjata Soviet, berjanji untuk mengirim senjata Amerika sebagai imbalannya.
Pentagon berencana untuk membuat Finlandia dan Swedia kecanduan senjata AS.
NATO melihat China sebagai musuh potensial.
Pada saat yang sama, NATO tidak menyukai fakta bahwa China akan segera menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia, serta fakta bahwa China memiliki "anggaran pertahanan terbesar kedua", "investasi signifikan dalam potensi militer modern."
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR