Intisari-Online.com - Dengan segala macam kemampuan diplomasi dan perlindungan dari Amerika Serikat, Israel kerap lolos dari segala tuduhan kejahatan.
Membunuh warga sipil tak berdaya bahkan termasuk wanita dan anak-anak justru dianggap hal yang bisa dibenarkan.
Alasan-alasan yang mereka lontarkan pun kerap kali selalu dipercaya mentah-mentah oleh para sekutunya, terutama Amerika Serikat.
Mereka seolah kebal sehingga bisa melakukan apa pun semaunya kepada warga Palestina yang lemah.
Namun, kini, Israel bak bertemu dengan hari nahas yang justru mereka ciptakan sendiri.
Negara dari bangsa Yahudi ini kini tidak mampu lagi mendapatkan pembelaaan.
Bahkan, sahabat terdekatnya Amerika Serikat, melalui duta besarnya turut mengutuk kebrutalan yang terjadi.
Upaya Perdana Menteri Israel untuk mengalihkan kesalahan kepada warga Palestina pun dengan mudah dimentalkan.
Mereka kini terpojok oleh ulah brutal mereka sendiri terhadap seorang wanita tanpa senjata.
Wanita yang justru seharusnya sangat haram tersentuh peluru oleh militer negara mana pun itu malah meregang nyawa ditembus peluru tentara Israel.
Wanita yang dimaksud adalah wartawan senior Al Jazeera Shireen Abu Akleh.
Dia tewas usai ditembak mati oleh tentara Israel saat sedeng meliput di Tepi Barat.
KOMENTAR