Al Jazeera pun langsung mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut wartawannya telah "dibunuh oleh pembunuh berdarah dingin".
Mereka mengutuk keras dan meminta masyarakat internasional untuk mendesak Israel untuk bertanggung jawab dan mendapatkan hukuman setimpal.
Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland yang biasanya bersikap netral, kali ini justru melontarkan kutukan keras.
"Saya sangat mengutuk keras pembunuhan reporter Al Jazeera oleh pasukan keamanan Israel saat meliput," ujar Wennesland.
Kecaman pun bahkan datang dari sahabat dekat mereka, Amerika Serikat.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel Tom Nides langsung menyerukan adanya penyelidikan atas kasus tewasnya
Israel, seperti biasanya, tentu saja berkilah atas perbuatan yang telah dilakukan oleh militernya.
Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett malah menuduh bahwa peluru yang menewaskan Abu Akleh berasal dari pihak Palestina.
"Menurut informasi, justru orang-orang Palestina bersenjata yang menembak secara membabi buta, hingga akhirnya menewaskan wartawan tersebut," tutur Bennett.
Sayangnya, pada akhirnya alibi PM Israel tersebut langsung menjadi sia-sia karena adanya korban lain yang berhasil lolos dari maut.
Selain Abu Akleh, seorang wartawan Al Jazeera lain, Ali al-Samoudi juga menjadi korban.
KOMENTAR