Intisari-Online.com - Rusia dilaporkan menjadi negara yang memiliki senjata nuklir terbanyak di dunia.
Tidak heran, senjata nuklir selalu dikhawatirkan bisa digunakan sejak dimulainya perang Rusia dan Ukraina.
Apalagi Rusia masih memegang kendali atas pembangkit nuklir Ukraina.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi mengatakan pada hari Selasa bahwa risiko kecelakaan nuklir di Ukraina masih besar.
Dia mengatakannya pada sidang Parlemen Eropa tentang pembangkit nuklir terbesar di Ukraina, Zaporizhzhia.
Grossi menyatakan bahwa pembangkit nuklir Ukraina tetap berada di bawah kendali militer Rusia meski mereka sudah mundur ke wilayah Timur.
Oleh karenanya, Grossi meminta negara lain tetap waspada. Karena situasinya sangat rapuh sejak pasukan Rusia mengambil alih pada awal Maret.
Apalagi dengan kehadiran para ahli nuklir Rusia di operator nuklir negara Ukraina.
Menurutnya, tujuan para ahli Rusia tidak sepenuhnya jelas, tetapi dia memperingatkan bahwa kehadiran mereka menciptakan "potensi ketidaksepakatan, gesekan, instruksi kontradiktif".
Rusia tidak mengizinkan ahli IAEA mengakses pabrik yang berarti bahwa tes rutin dan kegiatan perlindungan, termasuk inventaris fisik dan pemantauan tidak dapat dilakukan.
Padahl tanpa itu, IAEA tidak dapat memastikan kepada komunitas internasional di mana bahan nuklir berada atau apa yang terjadi dengannya.
"Ini adalah bahaya yang sangat nyata dan sesuatu yang harus dipertimbangkan dengan segala keseriusannya," ungkap Grossi seperti dilansir dari express.co.uk pada Rabu (11/5/2022).
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR