Intisari-Online.com -Di balik perbedaannya, introvert dan ekstrovert bisa menjadi pasangan yang sangat cocok. Introvert mengumpulkan energi dengan cara menghabiskan waktu sendiri, sedangkan ekstrovert dengan cara berkumpul dengan orang banyak. Para pengarang, psikolog, dan beberapa pasangan membagikan cerita mengenai apa yang terjadiketika introvert menikah dengan ekstrovert.
Introvert takjub dengan pasangannya yang mudah bergaul dengan orang asing, sedangkan ia sendiri hanya menjaga pertemanan kecilnyaEkstrovert sangat sering mendapat teman baru – melalui antrian di Starbucks, di kantor pos atau ketika berjalan-jalan di taman. Introvert, di lain sisi, sangat ‘lamban’ dalam membangun koneksi dengan orang lain. Betsy Talbot menceritakan pengalamannya saat pindah ke Spanyol bersama suaminya yang ekstrovert. “Warren, suami saya, dengan mudah mendapat teman baru untuk memperlancar bahasa Spanyolnya. Dia berbicara dengan semua orang. Sedangkan saya hanya diingat sebagai ‘istri Warren’ karena saya tidak begitu ekstrovert,” katanya.
Introvert memilih beristirahat setelah kerja, sedangkan ekstrovert ingin mengobrol tentang kegiatan yang dilakukan seharian“Istri saya sebenernya introvert, tapi pekerjaan dia sebagai customer service membuatnya berbicara dengan banyak orang. Saya sendiri adalah seorang ekstrovert, tapi bekerja sebagai penulis – yang berarti teman saya hanyalah komputer. Ketika istri saya pulang kerja, dia kelelahan karena sudah berbincang dengan banyak orang, sedangkan saya sangat menginginkan adanya banyak obrolan,” cerita Harris O’Malley panjang lebar tentang pengalamannya.
Perbedaan ide soal kencan sempurnaIntrovert menginginkan kencan yang sunyi seperti cuddling di sofa sambil menonton televisi, sedangkan ekstrovert ingin pergi ke bar yang ramai. “Introvert sensitif dengan rangsangan dari luar sehingga ia ingin tempat yang gelap atau sepi. Sedangkan ekstrovert sangat bersemangat untuk mencari kehidupan di luar. Ia akan memilih pergi ke kasino saat jam ramai,” jelas Dr. Laurie Helgoe, psikolog klinis sekaligus pengarang buku Introvert Power.
Introvert menghindari aktivitas yang melibatkan banyak orang, sementara ekstrovert justru mencarinyaCody Mullins, penulis kolom asmara yang introvert, merasakan hal yang sama. Ketika datang ke sebuah acara komedi, Cody berusaha mencari tempat duduk yang jauh dari sorotan, sedangkan istrinya justru menginginkan duduk di bangku paling depan agar sang komedian bisa mengajaknya naik ke atas panggung. “Kejadian itu merupakan mimpi buruk bagi saya. Akhirnya, kami bertengkar soal kursi mana yang harus dipilih,” kata Cody.
Percakapan satu arahYang terjadi ketika introvert menikah dengan ektstrovert adalah: introvert lebih banyak mendengar daripada berbicara. Hal ini memberikan ruang bagi pasangan yang ekstrovert untuk berbicara dan menanyakan lebih banyak pertanyaan. “Istri saya seperti tidak punya penyaring dan mengutarakan semua yang ingin dikatakannya. Saya malas bicara dan hanya ingin mendengarkan. Jadi, sebenarnya hubungan ini sama-sama menguntungkan. Saya membantu dia menemukan pendengar, dan dia membantu saya mengurangi tekanan untuk selalu bicara,” ucap Darcy Johnston.Kisah di atas merupakan pengalaman nyata yang terjadi ketika introvert menikah dengan ekstrovert. Adakah yang sama dengan pengalaman Anda? (huffingtonpost.com)