Advertorial
Intisari-Online.com – Permaisuri Elisabeth dari Austria lahir setidaknya satu abad terlalu cepat.
Seandainya dia masih hidup hari ini, Permaisuri Elisabeth pasti akan menguasai Instagram.
Sissi, begitu dia akrab disapa, adalah salah satu wanita tercantik di Eropa abad ke-19.
Dilansir dari thevintagenews.com pada Selasa (3/5/2022), terlahir sebagai Elisabeth Amalie Eugenie, ia menjadi bangsawan setelah pernikahan dengan Kaisar Franz Joseph pada tahun 1854, pada usia 16 tahun.
Sejak itu, dia segera menjadi trendsetter pada masanya.
Ciri khas Permaisuri Elisabeth adalah rambutnya yang tebal berwarna kastanye.
Setiap pagi, dia menghabiskan setidaknya beberapa jam sehari untuk mengerjakan rambutnya.
Penata rambut Sissi, Fanny Feifalik, akan dipanggil untuk mengerjakan membersihkan, mengepang, dan memelintir setiap helai rambutnya.
Bahkan Fanny dianugerahi gelar Penata Rambut Kekaisaran, bersama dengan gaji 2.000 "gulden" setahun.
Sebab merawat rambut Sissi bukanlah tugas kecil.
Setiap sesi, Fanny harus membawa mangkuk perak yang menampung rambut yang keluar selama menyisir atau menata rambut.
Menurut biografi Ludwig Merkle, rambut Sissi dicuci setiap tiga minggu dengan campuran telur mentah dan brendi.
Setelah itu, dia akan mengenakan gaun rias tahan air dan mondar-mandir di lantai sampai rambutnya kering.
Kadang-kadang, beban berat dari rambut yang cukup besar itu menyebabkan sakit kepala yang sangat parah.
Sehingga pita digunakan untuk mengangkat rambutnya dan mengurangi beban berat di kepala kecilnya yang cantik.
Sama rumitnya dengan perawatan rambutnya, rutinitas perawatan kulit Sissi juga rumit.
Untuk menghilangkan kerutan, dia membuat masker wajah yang terbuat dari stroberi yang dihancurkan dan mengoleskan masker lainnya—yang ini terbuat dari daging sapi mentah—sebelum kembali ke kamar tidurnya.
Terakhir,untuk mempertahankan bentuk tubuhnya yang ramping, dia makan sangat sedikit—mungkin hanya kuah untuk makan malam.
Di lain waktu, dia akan hidup hanya dengan telur, jeruk, dan susu mentah.
Rutinitas kebugarannya tidak kalah rumit. Sissi berolahraga selama berjam-jam berolahraga. Seperti mengangkat beban, dan berjalan cepat selama beberapa jam.
Diet dan olahraga yang ekstrem membuat Sissi menjadi salah satu wanita abad ke-19 yang paling modis.
Sayangnya, nasib tragis menghampirinya.
Pada 10 September 1898, permaisuri yang saat itu berusia 60 tahun sedang dalam perjalanan menuju kapal uap di Jenewa, Swiss, ketika dia ditikam oleh seorang anarkis Italia.
Sissi tersungkur ke tanah, tetapi berhasil bangkit dan berhasil mencapai jembatan pendaratan kapal, sebelum kehilangan kesadaran.
Permaisuri dibawa ke hotel terdekat, di mana dia meninggal dunia.