Oprah Winfrey: Membagi Berlari Mengejar Mimpi

Agus Surono

Editor

Oprah Winfrey: Membagi Berlari Mengejar Mimpi
Oprah Winfrey: Membagi Berlari Mengejar Mimpi

Jangan bayangkan Oprah Winfrey dengan berlian gemerlap memandu acara bincang-bincang televisi yang tetap populer hingga tahun ke-24 penayangannya – dan disiarkan di 122 negara. Jangan gambarkan ia sebagai perempuan selebriti terkaya meski menyumbang lebih dari AS $ 50 juta bagi sekolah dan perempuan miskin di Amerika Serikat (AS) dan Afrika. Jangan lihat keberhasilannya mempengaruhi Senat AS untuk membuat UU Perlindungan Anak, atau membujuk orang untuk memilih Barack Obama sebagai calon Presiden AS. Lihatlah ia sebagai perempuan lajang dengan masa lalu yang sangat pilu. Lahir di luar nikah, tumbuh dalam masa diskriminasi ras masih dominan, dilecehkan dan diperkosa hingga punya anak pada usia 14 tahun. Beruntung ia sangat menyukai sekolah - sesuatu yang melepaskannya dari penderitaan. Berikut ini kisah hidupnya yang dirangkum dari tiga buku,Up-Close: Oprah Winfreykarya Ilene Cooper (2007),Finding Oprah’s Roots, Finding Your Own(Henry Louis Gates, Jr., 2007), danOprah Winfrey(Wil Mara, 2005).Mestinya ini sebuah lompatan besar. Pada tahun 1976, dalam usia 22 tahun, Oprah Gail Winfrey dikontrak stasiun televisi lokal Baltimore, WJZ-TV, menjadi penyiar berita. Bayangkan, seorang perempuan muda, berkulit hitam, tidak cantik pula, masuk ke dunia kulit putih yang dominan oleh kaum pria. Sayang, langkah historis itu tidak jalan. Pengelola stasiun televisi menduetkan Oprah dengan penyiar laki-laki tua yang tidak suka dipasangkan, apalagi dengan Oprah.Oprah dipindahkan ke unit liputan. Tak sepenuhnya berhasil, karena menyorongkan mikrofon kepada orang yang baru mengalami kecelakaan, misalnya, amat menyulitkannya. Masa depan di televisi tidak jelas, kontraknya terancam distop.Tapi sebuah kebetulan terjadi. WJZ-TV berencana membuat acara baru, sebuah program bincang-bincang berjudulPeople Are Talking, dan Oprah ditunjuk sebagai salah satu pembawa acaranya. Mengenakan rok merah jambu, memasang senyum semanis mungkin, ia memulai tugasnya. Ketika episode pertama selesai, Oprah merasakan dampak langsung. Hidupnya terasa berubah."Saya masih ingat tanggal itu, 14 Agustus 1978. Begitu acara berakhir, ada perasaan lega. Setelah lama merasa salah tempat atau salah pekerjaan, untuk pertama kalinya saya merasa menemukan diri sendiri," katanya.Lompat kelasBayi perempuan itu lahir di Kosciusko, Attalla County, Mississippi, pada 29 Januari 1954. Ayahnya, Vernon Winfrey (21), seorang tentara asal Carroll County yang saat itu sedang bertugas di Fort Rucker, Alabama. Ibunya, Vernita Lee, asal Kosciusko, berusia 18. Keduanya tidak menikah. Vernon baru tahu kelahiran anaknya dari guntingan iklan di koran yang dikirimkan Vernita kepadanya disertai pesan, "Kirim pakaian bayi."Si bayi, Oprah Gail Winfrey, yang kini menjadi perempuan selebriti terkaya di AS, mengenang, "Mungkin saya hasil perbuatan nakal sepasang remaja di bawah pohon oak."Adik neneknya, Ida, semula menamai dia Orpah, diambil dari nama tokoh dalam Kitab Ruth pada Injil Perjanjian Lama. Tapi orang salah baca, menyebut Oprah. Lama-lama keterusan. Semua orang memanggil dia Oprah.Kehidupan begitu sulit. Vernita bekerja sebagai buruh cuci. Maka si bayi Oprah dititipkan kepada orangtuanya, pasangan Hattie Mae dan Earlist Lee alias kakek-nenek Oprah. Nenek Hattie Mae, meski tak mengenal sekolah, rajin mengajari Oprah membaca. Sampai umur enam tahun, Oprah diambil ibunya lagi, berpindah dari Mississippi yang masih menganut politik segregasi warna kulit, ke Milwaukee, Wisconsin, di utara. Vernita menjadi pembantu rumah tangga.Perpindahan itu sungguh nyata. Dari rumah besar dan ladang luas menjadi bilik sewa di kota yang berisik. Apalagi tak lama kemudian ibunya melahirkan bayi perempuan, Patricia. Tak jelas siapa ayahnya. Yang pasti, Patricia berkulit lebih terang.Oprah masuk TK. Ia terkejut karena di kelas tak ada yang bisa membaca, apalagi menulis, seperti dirinya. Maka ia berkirim surat kepada gurunya."Dear MissNewe, kelas ini tidak cocok buatku karena aku sudah bisa baca dan tahu kata-kata sulit sepertielephantdanhippopotamus." Bu Guru Newe setuju dan esoknya Oprah dipindahkan ke kelas 1. Ketika tahun ajaran berakhir, kepala sekolah menyarankan dia lompat ke kelas tiga.Bagi Vernita, hidup dengan dua anak, salah satunya bayi, sungguhlah berat. Setiap hari ia naik bus untuk bekerja, dan saat pulang badannya sudah capek. Sementara usianya baru 24 tahun dan ia berhak akan kehidupan yang lebih baik. Ia berpikir untuk menitipkan Oprah. Maka ia menanyakan kesediaan Vernon, yang sudah kawin dengan Zelma dan tinggal di Nashville, Tennessee, untuk merawat Oprah. Vernon dan Zelma setuju karena keduanya tidak punya anak.Sekeluar dari militer, Vernon bekerja ganda. Menjadi petugas kebersihan di Vanderbilt University pada pagi hari, dan sorenya menjadi buruh cuci di rumah sakit setempat dengan gaji AS $ 75 sen/jam. Tapi berkat kerja kerasnya, ia akhirnya mampu membuka kedai cukur dan toko kelontong kecil milik sendiri.Dalam usia delapan tahun, Oprah sudah berpindah rumah di tiga negara bagian berbeda. Tapi kali ini sungguh menyenangkan karena ia benar-benar menemukan rumah. Dengan dinding bata, ruang tamu, dapur, seperti yang sering ia lihat di televisi. Oprah tidur di kamar sendiri. Lebih dari itu, ia punya ayah! "Sejak dulu aku sangat ingin punya ayah, seperti anak-anak lain," kenang Oprah.Oprah Winfrey: Kesempatan Kedua