Sulap di PD II (1): Tipuan Rommel

Agus Surono

Editor

Sulap di PD II (1): Tipuan Rommel
Sulap di PD II (1): Tipuan Rommel

Intisari-Online.com -Tanpa campur tangan tukang sulap, belum tentu akhirPD II seperti sekarang. Ternyata selama ini banyak dimanfaatkan sulap-menyulap untuk saling mengelabui.Bagaimana caranya kami sajikan dari buku The War Magician karya David Fischer.

Tanggal 12 Februari 1941, Jenderal Erwin Rommel turun dari pesawat di Tripoli, Libya. la akan mengepalai Sperrverband, detasemen yang bertugas menghadapi Inggris di Afrika Utara. Dua hari kemudian Afrika Korps, tentaranya yang tegap-tegap itu, tiba.

Sejak siang sampai malam barisan Afrika Korps tidak putus-putusnya melewati jalan-jalan Tripoli, disambut hangat oleh orang-orang Libya. Rommel sendiri berdiri di terik matahari, menyaksikan tentaranya berparade membawa peralatan artileri dan panser-panser yang dibuat khusus untuk berperang di gurun.

Parade kekuatan itu sebenarnya ditujukan kepada mata-mata Inggris yang pasti ada di antara penonton. Mata-mata itu dengan hati gentar mencoba menghitung kekuatan yang baru datang.

Beberapa jam kemudian jenderal Inggris di Afrika Utara, Archibald Wavell, yang cuma memiliki 30.000 tentara mendapat laporan: Jerman mendatangkan detasemen raksasa ke Libya.

Wavell segera memerintahkan agar pengamatan di padang pasir dipergiat. Namun, anak buahnya tidak berhasil menemukan tanda-tanda adanya kekuatan Jerman yang begitu besar. Tentara Rommel tampaknya lenyap ditelan gurun begitu mereka tiba.

Lebih dari sebulan kemudian, anggota-anggota suatu garnisun Inggris di El Aghelia bermain bola di padang pasir.

Ketika memungut bola yang mental ke sebuah bukit pasir, seorang kopral tercengang sampai tidak bisa berteriak. Ia melihat armada panser Jerman yang luar biasa besarnya datang ke arah mereka.

Sang kopral ditawan oleh Jerman, sementara rekan-rekannya tewas, luka-luka, atau ditawan pula. Sebagai tawanan, hari itu sekali lagi Kopral Richard Duckworth tercengang. Iring-iringan panser yang tampak luar biasa banyaknya itu ternyata cuma barisan depannya saja panser. Bagian belakangnya panser-panseran kayu, yang dipasang pada sasis Volkswagen. Di belakangnya lagi ada barisan truk yang memiliki alat untuk mengepulkan debu ke atas.

Rommel menipu mereka!

Afrika Korps yang datang tanggal 14 Februari 1941 pun sebenarnya hanya dua batalion, bukan satu detasemen. Tidak heran kalau anak buah Jenderal Wavell tidak bisa menemukan detasemen yang dicarinya.

Tipu-menipu semacam itu dijalankan oleh kedua belah pihak. Inggris pun tidak henti-hentinya berusaha mengibuli Rommel yang cerdik itu.

Tipuan apa saja yang dilakukan oleh Inggris untuk mendukung kemenangan mereka?