Sulap di PD II (4): Memburu Tahi Unta

Agus Surono

Editor

Sulap di PD II (4): Memburu Tahi Unta
Sulap di PD II (4): Memburu Tahi Unta

Intisari-Online.com -Tanggal 30 April Rommel menggempur lagi Tobruk. Berkat keuletan tentara di bawah Mayor Jenderal Australia Leslie Morsehead kota itu bisa dipertahankan. Anak-anak dan wanita diperintahkan meninggalkan Mesir. Tanggal 2 Mei, agen Inggris di Suriah menyatakan Imam Dervish mempersilakan daerahnya dilalui. Lima hari lima malam perang terjadi, Tobruk tidak jatuh juga. Akhirnya, Rommel diperintahkan atasannya di Jerman untuk berhenti dulu. Korban di kedua belah pihak besar.

Churchill mendesak Jenderal Wavell untuk menyerang Rommel sebelum Afrika Korps bisa memperkuat diri lagi. Tetapi melihat keadaan tentaranya sendiri Wavell ragu-ragu.

Ketika itu mereka sudah mempunyai Camouflage Experimental Section (CES) yang ditaruh di bawah pimpinan Mayor Geoffrey Barkas, kepala urusan kamuflase di Timur Tengah. Maskelyne termasuk di dalamnya. Tanggal 11 Mei CES menerima perintah pertama untuk mengubah 238 tank Tiger berwarna hijau menjadi tank yang cocok untuk di gurun. Tank itu baru tiba di Pelabuhan Alexandria. Tadinya untuk Yunani, tetapi Yunani keburu jatuh. Kini para insinyur harus memasang filter penyaring pasir pada tank itu dan bagian kamuflase harus menyesuaikan warna gurun. Dari mana mereka harus mencari 10.000 galon (+ 40.000 l) cat? "Bikin saja sendiri," kata pelukis Philip Townsend. Bahan yang bisa diperoleh di Kairo terbatas.

Mereka mencari ke tempat pembuangan sampah tentara. Didumpdi luar Kota Kairo itu menumpuk barang rongsokan dan barang busuk sepanjang beberapa kilometer. Tinggi tumpukan itu menyerupai bukit.

Di situ mereka menemukan deretan drum berisiWorcestershire sauce(di Indonesia dikenal sebagai saus Inggris), yaitu yang diangkat dari kapal yang tenggelam kena torpedo. Saus itu dicampur dengan semen dan tepung yang ditemukan di tempat itu juga. Ternyata terlalu merah. Townsend mencoba mencampurnya dengan tinta, dengan segala macam, tetapi tetap juga tidak menemukan warna yang diinginkan. Akhirnya, Townsend menemukan juga pencampur yang jitu, yaitu... tahi unta!

Kini terbentuklah "Dung Patrol" yang kerjanya mencari kotoran unta di mana-mana. Orang-orang Kairo heran: untuk apa tentara mengejar-ngejar unta dan untuk apa kotoran hewan itu. Orang-orang Arab marah, karena tidak kebagian bahan bakar yang sudah berabad-abad menyalakan tungku untuk tempat pembakaran roti mereka.

Akhirnya, tank Tiger pun mempunyai baju baru yang menyamarkannya di padang pasir. Namun beberapa hari setelah terbakar matahari, bau itu pun hilang.